Gresik (www.pilar.id) – Melihat bumi yang kian tercemar oleh sampah dan perilaku manusia yang kurang peduli dengan lingkungan, Sofia Azilan, anak pertama dari 3 bersaudara, tergugah untuk menyadarkan orang di sekitarnya.
Kepeduliannya ini dimulai, ketika dirinya duduk di Sekolah Menengah Pertama (SMP). Saat pohon di sekitar rumahnya, di daerah Gresik akan ditebang. Dirinya yang merasa tak terima pohon-pohon tersebut di tebang untuk pelebaran jalan, Sofi nama panggilannya, mengirimkan sepucuk surat kepada Bupati Gresik dan pihak Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) untuk tidak menebang semua pohon yang ada di sekitar rumahnya.
“Surat saya dibalas, akhirnya 75 pohon yang akan di tebang, 20 pohon pindahkan, sisanya memang harus ditebang,” ingatnya kala itu.
Dari kejadian itulah, dirinya kian peduli dengan pentingnya menjaga lingkungan. Hingga di Sekolah Menengah Atas (SMA), Sofi kian gencar mengingatkan kepada teman-teman sebayanya untuk lebih peduli dengan dampak sampah plastik sekali pakai, seperti botol plastik sekali pakai, sedotan, plastik bungkus minuman, dan lain sebagainya
“Saya sering mengingatkan dan mengedukasi teman-teman untuk mengurangi pemakaian plastik sekali pakai, dengan mengambil waktu ketika jam kosong, istirahat. Hingga teman-teman saya, tak berani jika minum es plastik di depan saya,” kenang mahasiswi jurusan Kesehatan Masyarakat di Unusa ini.
Hingga kini, saat dirinya sudah duduk di bangku kuliah, Sofi masih semangat mengedukasi dan melakukan aksi peduli dampak plastik sekali pakai demi menyadarkan masyarakat dan perusahaan agar mau mengurangi produksi dan pemakaian plastik sekali pakai.
“Saya diajarkan oleh mama saya, kalau belanja bawa kantong belanja sendiri, biasanya mama saya pergi ke pasar, bawa toples, kotak makan, bahkan rantang agar tak menggunakan kresek,” jabarnya.
Dirinya mulai mengedukasi dari lingkungan terdekatnya, seperti anggota BEM, Himaprodi, Fakultas ” Saya sering mengajak anak-anak BEM, Himaprodi dan anak kelas sendiri untuk ikut peduli dan aksi dalam mengurangi konsumsi plastik sekali pakai,” ucap Sofi
Meski begitu, Sofi juga sempat mengalami penolakan dari beberapa temannya, ketika dirinya mengedukasi untuk mengurangi pemakaian plastik sekali pakai. Namun hal itu, semakin membuat Sofi semangat untuk menyadarkan orang tersebut agar mau berubah
“Malah saya semakin semangat mengingatkan dia, dengan tanya kapan kamu mau menerapkan zero waste style atau gaya hidup bebas sampah, dan sebagainya sampai dia perlahan berubah,” ceritanya.
Aksi kepeduliannya itu, di buktikan dengan dibentuknya sebuah komunitas peduli lingkungan, bernama NoWaste (Networking of Woman Action to Save be Earth) yang terbentuk sejak 2018 lalu.
Kedepannya, Sofi ingin membuat sebuah podcast NoWaste untuk lebih menjangkau masyarakat, terlebih anak muda untuk lebih peduli dengan lingkungan dan mengurangi pemakaian sampah plastik sekali pakai Berdasar penelitian ECOTON, sekarang Mikroplastik sudah ada dimana-mana, di tanah, air dan udara. Di udara berupa butiran debu plastik yang terbang.
“Bahkan di plasenta bayi pun ditemukan mikroplastik, jadi sekarang tubuh manusia kebanyakan sudah terdapat mikroplastik tanpa disadari. Betapa pentingnya, kita harus mengurangi penggunaan plastik apalagi plastik sekali pakai,” tegasnya. (jel)