Pontianak (Pilar.id) – Kepala Badan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) Benny Rhamdani mengatakan peningkatan kompetensi sumber daya manusia pekerja migran yang akan keluar negeri perlu dilakukan karena akan dinilai para pengguna (user) pekerja.
Sehingga Indonesia dilihat sebagai negara sebagai penghasil tenaga kerja yang berkompeten
“Nanti pekerja migran akan dinilai oleh pengguna, sejauh mana kompetensi, keahlian, keterampilan, kemampuan berbahasanya. Hal ini agar sesuai dengan jabatan dan gaji yang pantas,” kata Benny usai bertemu dengan Gubernur Kalimantan Barat Sutarmidji Jumat (14/4/2023).
Menurut Benny dengan adanya jalan tikus perbatasan di Kalbar, bukan serta merta menjadi tanggung jawab pemerintah provinsi saja.
Namun harus ada kerja sama yang kolaboratif antara berbagai instansi pemerintah baik di pusat dan daerah atas pemahaman bersama berdasarkan Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2017 dan ada kerja secara bersama-sama agar dalam melindungi pekerja migran di luar negeri.
“Tentu selain bagaimana melakukan pencegahan agar tidak ada yang berangkat secara tidak resmi, tetapi juga mempunyai tanggung jawab mempersiapkan SDM yang memiliki kompetensi, keahlian, keterampilan, di bidang-bidang sectoral yang mereka pilih nanti untuk bekerja di luar negeri. Agar mereka memiliki nilai, tentu di imbangi dengan jabatan yang baik serta gaji yang besar, itu yang kita harapkan para pekerja migran,” terang Benny.
Lebih lanjut Benny menjelaskan bahwa pertemuan dengan Gubernur Kalimantan Barat Sutarmidji merupakan kunjungan biasa untuk menjalin silaturahmi dengan Pemerintah Provinsi Kalbar.
“Pertama kita silaturahmi dengan Pak Gubernur Kalbar terlebih di bulan suci Ramadan ini. Kedua kita membicarakan tentang agenda yang Insya Allah akan dilakukan di Kalbar yang dikemas dalam Rapat Koordinasi Terbatas BP2MI,” kata Benny.
“Kami ajak nanti Kementerian Imigrasi, Bea Cukai, kemudian Badan Nasional Perbatasan untuk membicarakan pengamanan daerah-daerah perbatasan. Kalbar terkenal dengan jalur-jalur tikus perbatasan, itu yang membuat potensi anak-anak bangsa berangkat secara unprosedural, dan ini yang harus dihindari,” sambung Benny.
Gubernur Kalimantan Barat Sutarmidji mengatakan dalam pertemuan itu, dirinya berdiskusi terkait peningkatan kapasitas kemampuan anak daerah Kalbar agar memiliki keterampilan yang baik sehingga mampu bersaing dengan anak – anak daerah lainnya baik tingkat nasional bahkan internasional.
“Tugas kami (Pemprov Kalbar), bagaimana meningkatkan kemampuan orang daerah Kalbar ini. Kalaupun harus bekerja ke luar negeri tetapi, mudah-mudahan tidak hanya sebagai pekerja kasar. Oleh karenanya dicoba fasilitasi dengan BLK atau Balai Sertifikasi. Dibina dan dilatih, sehingga orang bekerja tidak perlu kemana-mana lagi, cukup di daerah saja, karena dengan adanya sertifikasi, gajinya bisa lebih tinggi. Misal, kalau bekerja sebagai pemetik buah sawit di Malaysia dengan gaji 900 ringgit Malaysia, lebih bagus bekerja di Indonesia saja, Kalbar ini masih banyak butuh pekerja,” pungkasnya. (din)