Surabaya (pilar.id) – Provinsi Jawa Timur (Jatim) mencetak kinerja perekonomian yang positif di kuartal II-2022. Kinerja perekonomian Jatim pada triwulan II-2022 tercatat tumbuh 5,74 persen secara year on year (yoy) dibanding periode yang sama tahun sebelumnya.
Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa mengatakan, kinerja perekonomian tersebut tertinggi di pulau Jawa, bahkan di atas rata-rata nasional yang tercatat sebesar 5,44 persen secara yoy. “Provinsi Banten 5,70 persen, Jawa Barat 5,68 persen,Jatim Jawa Tengah 5,66 persen, DKI Jakarta 5,59 persen, dan DIY 5,20 persen,” beber Khofifah, di Jawa Timur, Senin (8/8/2022).
Secara quarter to quarter (q-to-q), lanjut Khofifah, kinerja perekonomian Jatim tercatat tJatimumbuh sebesar 2,39 persen dibanding triwulan I-2022. Kinerja terseJatibut juga masih tertinggi se-pulau Jawa. Misalnya, di Banten yang hanya tumbuh 0,95 persen, Jawa Barat 1,86 persen, Jawa Tengah 1,47 persen, DKI 1,05 persen, dan DIY 0,96 persen.
Khofifah menjelaskan, kinerja perekonomian tersebut didukung dengan meningkatnya mobilitas penduduk yang ditandai dengan kenaikan impresif semua moda transportasi. Selain itu, geliat perekonomian di Jatim juga didukung dengan meningkatnya pendapatan dan daya beli masyarakat yang membuat aktivitas produksi lebih ekspansif.
“Peningkatan tingkat hunian kamar hotel serta kenaikan wisatawan mancanegara juga mendorong geliat ekonomi Jawa Timur yang luar biasa,” kata mantan Menteri Sosial RI ini.
Adapun realisasi investasi di periode yang sama tumbuh hingga mencapai Rp29,9 triliun. Pencapaian tersebut mengalami kenaikan dari triwulan II-2021 (yoy) sebesar 69,2%. Angka ini sekaligus melebihi pertumbuhan investasi nasional sebesar 35,5%.
Rinciannya, investasi dari Penanaman Modal Asing (PMA) sebesar Rp11,3 triliun atau tumbuh 198,1% dari triwulan II-2021 (y-o-y). Sementara Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) sebesar Rp18,6 triliun dengan peningkatan 34,1% (yoy). “Dari capaian realisasi pada triwulan II diakumulasi dengan triwulan I, maka target investasi Jatim di tahun 2022 sebesar Rp80 triliun (target RPJMD 2019-2024) telah terpenuhi sebesar 66,9 %,” jelas Khofifah.
Ditambahkan Khofifah, selama periode Maret 2021-Maret 2022, kemiskinan di Jatim menurun sebesar 391.400 jiwa. Penurunan angka kemiskinan tersebut juga melebihi rata-rata nasional.
“Ini menandakan bahwa pertumbuhan ekonomi Jawa Timur adalah pertumbuhan ekonomi yang inklusif, artinya pertumbuhan ekonomi juga bisa dinikmati oleh masyarakat lapisan bawah,” pungkas Khofifah. (Akh/din)