Pontianak (pilar.id) – Diperlukan upaya keroyokan dan keseriusan dalam penurunan angka stunting, tidak bisa hanya satu dinas saja, namun diperlukan kerjasama semua pihak.
Untuk itu Sekretaris Daerah (Sekda) Kalimantan Barat Harisson mengajak semua pihak dalam penurunan angka stunting di Kalimantan Barat dengan keroyokan.
“Kalau semua keroyokan, stunting itu beres,” terangnya saat membuka Workshop Pengelolaan Kampung Keluarga Berkualitas (KB) Tingkat Provinsi Kalimantan Barat, Rabu (24/8/2022).
Sekda Horisson mengakui saat ini yang harus dilakukan adalah pemberdayaan wanita, yang utamanya kalau lebih melebar lagi yakni pemberdayaan keluarga.
“Ibu-ibu dan suaminya harus paham dengan bagaimana kesehatan, gizi pada saat istrinya hamil maupun pada saat nanti pengasuhan anaknya di bawah dua tahun sampai usia dua tahun, atau seribu pertama tahun kelahiran,” jelasnya.
Kemudian setelah itu, juga harus ketahan pangan keluarga, yang termasuk peternakan, perikanan, perkebunan semua harus bersama.
“Bagaimana caranya keluarga -keluarga yang ada di Kalbar ini, ketahan panganya semuanya mantap dan di dukung oleh dinas- dinas ini. Kemudian pemberdayaan ekonomi, bagaimana kita menumbuhkan agar keluarga -keluarga ini ekonominya bagus, dengan pemberian kredit, bagaimana memicu mereka, itukan sudah ada inkubator-inkubator, UMKM supaya mereka bisa berusaha agar bisa mendapatkan pendapatan keluarga,” paparnya
Kemudian dukungan kesehatan lingkungan dengan sanitasi yang baik, air bersih serta jamban keluarga itu penting, sehingga lingkungan yang baik akan terpenuhi.
“Karena kalau lingkungan jelek, seperti airnya tidak baik, sehingga menimbulkan penyakit-penyakit infeksi yang justeru akan menyebabkan anak-anak sakit, karena tidak mau makan, sehingga kesehatanya dan berat badan menurun gara-gara lingkungan jelek, karena 40 persen penyakit itu karena lingkungan jelek,” terang Horisson.
Sementara itu Plt Kepala Perwakilan BKKBN Kalimantan Barat Muslimat mengatakan berkaitan dengan stunting dasar hukumnya Perpres Nomor 72 tahun 2021 tentang percepatan penurunan stunting harus keterlibatan semua komponen dari kementerian, lembaga, perguruan tinggi, masyarakat, perorangan, kelompok, serta media.
“Ini sangat-sangat diharapkan jika stunting di Kalimantan Barat ini kita tekan dan kita turunkan, dan Presiden berharap dan memberi amanah Tahun 2024 angka stunting turun 14 persen,” urainya.
Muslimat menegaskan pihaknya optimis dan berusaha seoptimal mungkin, bagaimana menurunkan angka stunting di Kalbar yang saat ini 29,8 persen bersama-sama berkolaborasi semua lintas sektor.
Iapun berharap dan juga sesuai dengan harapan Sekda Kalbar untuk mengimbau sektor lainya agar bersama-sama berperan dimulai dari pertanian dari sisi ketahanan pangan, Dinas PU dari insfrastruktur mulai dari jalan, jamban, sanitasi, Dinas Sosial melalui pemberdayaan keluarga.
“Karena ada program PKH, jadi semuanya harus bersama. Selain itu juga keterlibatan pihak swasta juga, dan kita mencoba melakukan pendekatan dengan pihak swasta ini melalui dana CSR nya dan kita berharap dilingkungan perusahaan tersebut tidak ada anak yang stunting, dan ini kita berharap semua berperan dalam penurunan angka stunting,” tutupnya. (din)