Jakarta (pilar.id) – Masalah stunting hingga saat ini jadi salah satu fokus utama Pemerintah Indonesia. Pasalnya, masih banyak anak di Indonesia yang mengalami kekurangan gizi hingga gizi buruk.
Terkait dengan upaya penanganan stunting tersebut, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) turut andil dengan mengembangkan varietas padi yang bernutrisi tinggi. BRIN berupaya menambahan unsur gizi ke dalam tanaman padi sehingga, diharapkan mampu mengatasi stunting.
“Perakitan varietas padi bernutrisi tinggi terus dilakukan menggunakan teknologi konvensional maupun modern secara kolaboratif, integratif dan berkelanjutan guna meningkatnya kualitas hidup masyarakat Indonesia,” kata peneliti dari Pusat Riset Tanaman Pangan BRIN, Untung Susanto dalam keterangannya di Jakarta, Kamis (29/9/2022).
Stunting adalah gangguan tumbuh kembang anak di mana anak tidak tumbuh tinggi seperti anak usianya atau disebut juga dengan kerdil akibat kurangnya asupan gizi dalam jangka waktu panjang.
BRIN melakukan penelitian perbaikan gizi pada padi menggunakan teknologi biofortifikasi untuk meningkatkan kandungan gizi mikro seperti zinc, besi, provitamin A, kandungan antosianin pada beras hitam dan beras merah, dan riset teknologi pendukung peningkatan gizi padi.
Teknologi biofortifikasi merupakan upaya intervensi untuk meningkatkan konsentrasi zat gizi mikro pada bahan pangan, sejak dari pembudidayaan tanaman.
“Biofortifikasi adalah upaya untuk memasukkan unsur gizi pada produk pertanian melalui proses alami biologi dari tanaman itu sendiri,” ujar Untung.Untung.
Untung berharap biofortifikasi pada padi bisa efektif meningkatkan mutu padi sehingga mendukung pemenuhan kebutuhan gizi dan mencegah stunting.
Sebelumnya, Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Hasto Wardoyo mengatakan program percepatan penurunan stunting bertujuan untuk mewujudkan sumber daya manusia yang sehat, cerdas dan produktif serta mendukung pencapaian tujuan pembangunan berkelanjutan.
Terkait hal tersebut, percepatan penurunan stunting dilaksanakan secara holistik, integratif dan berkualitas melalui koordinasi, sinergi dan sinkronisasi di antara seluruh pihak terkait.
Usai Rapat Koordinasi Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) di Jakarta, Kamis (14/7/2022), Hasto menuturkan percepatan penurunan stunting dilaksanakan secara holistik, integratif dan berkualitas melalui koordinasi, sinergi dan sinkronisasi di antara seluruh pihak terkait. (fat)