Semarang (pilar.id) – Hevearita Gunaryanti Rahayu, Wali Kota Semarang, meluncurkan QRIS (Quick Response Code Indonesian Standard) untuk pembayaran tiket masuk tempat wisata. Peluncuran ini dilakukan di Wisata Taman Lele, Jalan Walisongo, Kelurahan Tambakaji, Kecamatan Ngaliyan, Kota Semarang, pada Rabu (27/12/2023).
Wali Kota Semarang, Hevearita Gunaryanti Rahayu, mendorong digitalisasi di sektor pariwisata dengan meluncurkan sistem pembayaran QRIS di berbagai tempat wisata. Peluncuran QRIS untuk pembayaran tiket masuk tempat wisata tersebut disambut baik di Wisata Taman Lele.
“Dengan peluncuran QRIS ini, kami berupaya untuk beralih dari transaksi manual ke digitalisasi,” ujar Hevearita Gunaryanti Rahayu, atau akrab disapa Mbak Ita, setelah acara peluncuran.
Dengan QRIS, pemerintah dapat dengan mudah melakukan pemantauan karena pendapatan dari penjualan tiket langsung masuk ke kas daerah. “Ini dapat mengurangi kebocoran pendapatan daerah,” tambahnya.
Mbak Ita juga menyoroti manfaat lain dari penggunaan QRIS, yaitu penghematan tenaga kerja. “Penggunaan QRIS mengurangi kebutuhan tenaga kerja, sehingga tim dari dinas dapat fokus pada pelayanan masyarakat lainnya. Sebagai contoh, tenaga kerja di sini dapat memfokuskan diri pada kegiatan seperti menjernihkan kolam dengan menggunakan eco enzym. Di kolam keceh, tembok yang polos dapat diubah menjadi mural atau gambar menarik,” jelas Mbak Ita.
Dalam konteks masyarakat modern yang cenderung jarang membawa uang tunai, QRIS mempermudah transaksi dengan hanya menggunakan satu handphone. Penerapan QRIS tidak hanya berlaku di Taman Lele, melainkan juga telah diterapkan di seluruh UPTD Pariwisata, membuat kunjungan ke destinasi wisata semakin mudah melalui digitalisasi.
Mbak Ita berharap agar UPTD Pariwisata dapat terus berinovasi dalam mengembangkan destinasi wisata mereka, menjadikan masyarakat lebih penasaran dan tertarik untuk berkunjung. Selain itu, Mbak Ita mendorong optimalisasi pendapatan Pemerintah Kota Semarang dengan menaikkan pendapatan khususnya dari sektor retribusi.
“Pendapatan, khususnya retribusi, harus ditingkatkan. Retribusi dari Dinas Perhubungan, Dinas Perdagangan, Dinas Pariwisata, dan DLH belum mencapai target. Dengan menggunakan sistem digital dalam proses penarikan retribusi, Pemerintah dapat secara otomatis memonitor berbagai aspek, seperti jumlah kunjungan wisata dan aktivitas pedagang,” ungkapnya.
Selama peluncuran tersebut, Mbak Ita juga memperkenalkan Aplikasi Konco Dolan dan Calendar of Event Kota Semarang serta menyerahkan Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) kepada OPD dan camat di Kota Semarang. (riq/hdl)