Semarang (pilar.id) – Guru memegang peranan kunci dalam menciptakan kualitas generasi bangsa. Oleh karena itu, kesejahteraan tenaga pendidik harus diperhatikan.
Tercatat, sebanyak 5.546 guru honorer yang saat ini bernaung di Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Tengah menerima gaji sesuai upah minimum kabupaten (UMK) masing-masing.
Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo mengungkap mensejahterakan guru bukan yang mustahil dilakukan. Menurutnya, bukan mengenai hitung-hitungan anggaran, namun keberpihakan.
“Maka saya selalu mewanti-wanti teman-teman bupati walikota untuk perhatikan guru-guru di bawah naungan kabupaten kota itu, minimal menerima gaji sesuai UMK,” ucap Ganjar, Jumat (25/11/2022).
Ganjar menyebut, penerimaan gaji berkisar plus 7,5 sampai 10 persen. Begitu juga dengan 7.931 pegawai tidak tetap yang juga digaji sesuai UMK.
Pihaknya menyebut, hingga saat ini sekitar 5.788 guru PPPK telah dilantik. Ditambah, pada 31 Oktober lalu kembali membuka penerimaan PPPK mencapai 4.361 lowongan untuk para guru dari total 4.600 lowongan.
Terlebih adanya undang-undang yang meminta semua level pemerintahan mengalokasikan 20 persen anggarannya untuk pendidikan. Sebab, pembangunan sumberdaya manusia menjadi modal utama memperkuat negara.
“Yang di provinsi ngurus 13.477 ribu GTT/PTT dan ngurus 667 sekolah saja bisa, masa yang di kabupaten tidak bisa. Mari para ahli kita berkontribusi, dan mewujudkan revolusi dunia pendidikan,” jelasnya, dalam Peringatan Hari Guru Nasional ke 77.
Ganjar pun mencontohkan lakon Bima dalam kisah pewayangan Dewa Ruci. Lakon ini menceritakan takzim dan kepatuhan Bima hingga berhasil mendapatkan ilmu paling mulia dari Dorna, sang guru.
“Mengingkari perintah guru sama dengan menolak bertambahnya ilmu. Guru itu bukan sekadar menjadi pintu ilmu tapi dia adalah penuntun jiwa,” terangnya.
Ganjar juga mengajak untuk selalu melakukan perbaikan dunia pendidikan yang memiliki ruang untuk mewujudkan revolusi dunia pendidikan.
“Ayo minimal kita lakukan hal serupa. Jika kita tahu negara kita tertinggal dalam hal pendidikan, ayo kita berbuat sesuatu untuk perbaikan,” pungkasnya. (riz/hdl)