Jakarta (pilar.id) – Setelah tiga partai, PAN, PPP, dan Golkar membentuk Koalisi Indonesia Bersatu, muncul lagi koalisi partai politik baru. Koalisi tersebut diberi nama Semut Merah. Dua partai politik yang tergabung di dalamnya adalah dua partai islam, Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB).
Beberapa pengamat, menilai koalisi ini cukup menarik untuk diikuti. Sebab, ada dua partai berbasis islam dengan ideologi yang kerap kali berbenturan, kemudian membentuk sebuah koalisi bersama. Namun, di sisi lain, beberapa pengamat juga menilai koalisi ini tidak akan bertahan lama.
Salah satu yang menilai bahwa Koalisi Semut Merah ini tak akan bertahan lama adalah, Direktur Eksekutif Lingkar Madani (Lima) Indonesia, Ray Rangkuti. Ia menilai, langkah kedua partai politik ini membuat Koalisi Semut Merah hanya sekadar menunjukkan bahwa mereka juga ada dan dapat membuat blok politik yang kuat.
“Saya kira, koalisi ini menarik. Sekalipun saya tidak terlalu yakin akan bertahan lama, apalagi sampai ke soal siapa capres yang akan diusung,” kata Ray kepada Pilar.id, Sabtu (11/6/2022).
Alasan koalisi ini tidak bertahan lama, lanjut Ray, karena tantangan terberat keduanya justru datang dari internal sendiri. Baik di internal PKS maupun internal PKB. Kemungkinannya akan banyak mengundang tanya dari para anggota atau simpatisan. Sekalipun kemungkinan ada banyak argumen penjelasannya, tapi dia tidak melihat berbagai argumen itu akan dapat dengan cepat diterima oleh anggota atau simpatisan.
Lalu, Ray menilai, koalisi ini tidak akan menarik massa pemilih. Alih-alih menarik massa pemilih, yang ada justru sebaliknya. Pemilih dari kedua parpol ini berpotensi akan menjaga jarak dengan partai mereka.
Kerumitannya akan berpuncak pada siapa figur capres yang akan mereka usung. PKB jelas menginginkan ketua umumnya, Muhaikin Iskandar (Cak Imin) sebagai capres atau setidaknya cawapres. Sementara PKS, sekalipun belum secara eksplisit dinyatakan, nampaknya tidak akan jauh dari figur Gubernur DKI Anies Baswedan.
“Dan memasangkan keduanya bukanlah pilihan yang tepat dan laku di pasar pemilu,” tegasnya.
Dengan melihat tiga pertimbangan di atas, dia memperkirakan bahwa koalisi ini akan rontok di tengah jalan. Dan karenanya, koalisi ini lebih tepat disebut sebagai Koalisi Semu Merah, bukan Koalisi Semut Merah.
“Tapi tentu ada positifnya koalisi ini terbentuk. Yakni menurunkan tensi penggunaan politik identitas, atau politik pecah belah,” ujar Ray.
Adapun koalisi kedua partai politik (parpol) itu diumumkan Wakil Ketua Umum PKB Jazilul Fawaid dan Sekretaris Jenderal PKS Habib Aboe Bakar di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta Pusat, Kamis (9/6/2022).
Wakil Ketua Umum PKB Jazilul Fawaid berharap dengan adanya koalisi ini diharapkan dapat menghadirkan kesejukan dan warna baru menjelang Pemili 2024.
“Karena awal, kita semuanya berharap jangan banyak curiga. Jangan negatif thinking, ini sedang apa, sedang mau apa. Kita positif thinking, ada nanti hasilnya menjadi baik,” kata Jazilul. (her/fat)