Mojokerto (pilar.id) – Pengembangan kawasan hutan bagi kehidupan masyarakat tak lantas diartikan mematikan peluang hidup dari hutan. Dengan strategi khusus, masyarakat masih bisa hidup dari hutan.
Hal ini disampaikan Wakil Gubernur Jawa Timur Emil Elestianto Dardak saat menghadiri soft launching Bobocabin Padusan, Jumat (16/12/2022).
“Konsepnya urusan kehutanan ada di pemprov. Bahwa hutan ini bukan sebagai kawasan yang malah ngerem penghidupan masyarakat. Kita bisa mengembangkan yang disebut pemanfaatan non kayu, hutannya tetap lestari namun wisatanya tetap berjalan,” jelas Emil.
Ketua DPD Demokrat Jatim ini mengatakan, konsep hidup berdampingan dengan alam harusnya mampu menjadi daya tarik pariwisata, yang kemudian menggerakan penghidupan masyarakat sekitar.
“Jadi tidak terlalu banyak merubah alam. Justru berpadu dengan keindahan alam yang ada,” tambahnya.
Perpaduan ini, lanjutnya, bisa menjadi daya tarik pariwisata. Agar ekonomi semakin hidup, produk makanan dan minumannya disediakan oleh masyarakat sekitar. Dengan demikian ada upaya melibatkan tenaga kerja sekitar.
“Pemandian air panas yang lokasinya cukup dekat,” ingatnya.
Di depan peserta, Emil pun menceritakan pengalamannya saat menempuh pendidikan di Jepang. “Sewaktu kuliah di Jepang sudah ada konsep hotel kapsul. Namun Bobocabin ini memfokuskan pada tempat-tempat outdoor dan dekat dengan alam,” terangnya.
Melihat gagasan tentang wisata alam di hutan ini, Emil pun memberikan apresiasinya pada kolaborasi Perhutani, Pemkab Mojokerto, dan Bobobox dalam menghadirkan Bobocabin
“Kami mengapresiasi Perhutani dan Bobobox yang telah melakukan pengembangan yang inspiratif. Kita bisa menjaga kelestarian hutan pinus, tetapi di sisi lain kita bisa memberikan kesempatan perputaran ekonomi yang menjanjikan bagi masyarakat di Mojokerto,” kata Emil.
Emil pun mengingatkan, Pemprov Jatim memiliki kalender wisata yang dapat disinergikan dengan gagasan yang ada, misalnya melalui penataan event dan pemasaran.
“Kami mendukung cita-cita Ibu Bupati untuk menata kawasan pemandian air panas ini semoga dapat berjalan dengan lancar, termasuk dalam menghadirkan pendukung pembenahan kawasan ini,” harap peraih gelar Doktor Ekonomi Pembangunan termuda di Jepang dari Ritsumeikan Asia Pacific University ini. (hdl)