Jakarta (pilar.id) – Operasional penyelenggaraan ibadah haji tahun 1444 H/2023 M akan segera dimulai. Jemaah haji Indonesia dijadwalkan tiba di Madinah, Arab Saudi, hari ini (24/5/2023), dari pagi hingga malam.
“Bismillah, insya Allah Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi siap menyambut kedatangan jemaah Indonesia dan siap memberikan pelayanan kepada para dhuyufurrahman,” kata Ketua PPIH Arab Saudi, Subhan Cholid di Madinah, Senin (22/5/2023).
Petugas PPIH Daerah Kerja (Daker) Bandara dan Daker Madinah telah tiba di Arab Saudi sejak tanggal 20 Mei 2023. Saat ini, mereka telah menempati pos tugas masing-masing untuk bersiap melayani jemaah haji.
Ada dua sektor di Daker Bandara yang akan memberikan layanan 24 jam bergiliran dalam menyambut kedatangan jemaah haji Indonesia. Di Madinah, terdapat lima sektor wilayah perhotelan, satu sektor Bir Ali, dan satu sektor khusus Masjid Nabawi yang siap memberikan pelayanan, pembinaan, dan pelindungan kepada jemaah.
Menurut Subhan, terdapat 16 kloter yang akan tiba pada tanggal 24 Mei 2023. Total ada 6.383 jemaah yang berangkat dari delapan embarkasi, yaitu: Jakarta – Pondok Gede (JKG), Jakarta – Bekasi (JKS), Solo (SOC), Makassar (UPG), Aceh (BTJ), Kualanamu/Medan (KNO), Batam (BTH), dan Surabaya (SUB).
Setelah mendarat di Bandara Amir Muhammad bin Abdul Aziz (AMAA Madinah), jemaah akan langsung diantar menuju hotel di Madinah. PPIH Arab Saudi telah menyiapkan layanan transportasi untuk mengantar jemaah dari bandara ke hotel di Madinah.
Subhan menjelaskan bahwa terdapat 11 perusahaan yang telah melakukan kontrak dengan Naqabah (Organda Saudi). Terdapat 8-10 bus yang disiapkan untuk mengantar setiap kloter yang tiba di Madinah, sesuai dengan jumlah rombongan. Setiap rombongan terdiri dari 40-45 jemaah.
“Kloter pertama Embarkasi Jakarta – Pondok Gede atau JKG 01 akan tiba perdana di Madinah pada pukul 06:20 waktu Arab Saudi (WAS). Disusul SOC 01 pada pukul 09:15 WAS, UPG 01 pada pukul 10:20 WAS, dan BTJ 01 pada pukul 11:20 WAS,” ujar Subhan.
“Mereka akan menginap di Hotel Grand Plaza Badr Al-Maqam dan Al-Madinah Concorde di Sektor 1, serta Abraj Taba Company di Sektor 2,” tambah Subhan.
“Totalnya, kita telah menyiapkan 91 hotel di Madinah yang terbagi dalam lima sektor,” lanjutnya.
Jemaah haji akan tinggal sekitar sembilan hari di Madinah. Selama di sana, mereka akan menjalani ibadah Arbain, yaitu salat berjamaah selama 40 waktu di Masjid Nabawi. Selain itu, mereka juga akan menerima layanan katering dengan tiga kali makan sehari.
Subhan mengungkapkan bahwa PPIH Arab Saudi telah menjalin kerjasama dengan 21 perusahaan penyedia katering jemaah haji Indonesia. Perusahaan tersebut diharuskan menyediakan katering dengan cita rasa masakan nusantara.
“Kami telah melakukan konsolidasi dengan 21 dapur katering beserta para juru masaknya. Kami memastikan komitmen mereka untuk memberikan layanan terbaik kepada jemaah. Kami juga telah melakukan demonstrasi menu dengan cita rasa Indonesia,” kata Subhan.
Subhan memberikan pesan kepada jemaah agar membawa barang bawaan yang diperlukan selama beribadah haji. Jemaah diingatkan untuk tidak membawa barang bawaan yang dilarang. Menurut Subhan, terdapat dua kategori barang yang dilarang. Pertama, barang yang secara materi memang dilarang, seperti jimat atau rajah.
“Jemaah perlu memperhatikan masalah jimat atau rajah. Barang-barang tersebut benar-benar dilarang oleh pemerintah Saudi, dan bahkan dianggap sebagai sihir. Hukumannya berat,” pesan Subhan.
Kedua, barang yang secara materi tidak dilarang, tetapi dilarang jika jumlahnya berlebihan. Contohnya, rokok, obat kuat, jamu, dan sejenisnya. “Apabila jumlahnya terlalu banyak, juga akan dilarang dan dapat disita. Bawa barang sesuai kebutuhan saja,” ujar Subhan.
Terakhir, Subhan menegaskan bahwa Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas telah mencanangkan Haji Ramah Lansia. Subhan menjelaskan bahwa haji adalah ibadah yang memerlukan kekuatan fisik, sehingga secara praktis tidak cocok untuk lansia. Oleh karena itu, salah satu syarat haji adalah istitha’ah, yakni kemampuan fisik.
Subhan memberikan contoh bahwa selama melaksanakan ibadah haji, jemaah harus menjalani tawaf dan sai yang memerlukan kekuatan fisik. Prosesi puncak haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina juga memiliki jarak yang cukup jauh, sehingga membutuhkan kekuatan fisik yang kuat. Di Makkah, jarak antara hotel dengan Masjidil Haram berkisar antara 850 meter hingga 4,5 kilometer. Terdapat sarana transportasi yang mengantar jemaah ke terminal terdekat, namun dari terminal tersebut jemaah harus berjalan kaki ke Masjidil Haram.
“Dengan kondisi tersebut, petugas dan pihak yang terlibat dalam penyelenggaraan haji harus memiliki komitmen dan empati yang sama dalam memberikan pelayanan terbaik kepada jemaah, termasuk jemaah lansia yang jumlahnya mencapai 67 ribu. Hal ini merupakan tanggung jawab bersama,” tutur Subhan.
“Petugas harus menunjukkan keramahan kepada jemaah. Tidak ada alasan bagi jemaah untuk mengeluh terkait perilaku petugas. Setiap keluhan jemaah terkait pelayanan harus dijawab dengan ramah,” tandasnya.
PPIH Arab Saudi juga telah menyiapkan Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) di Madinah dan Makkah. KKHI di Madinah, yang terletak di Al Arid, sudah siap beroperasi untuk memberikan layanan kesehatan kepada jemaah.
KKHI Madinah memiliki kapasitas 69 tempat tidur, termasuk 10 tempat tidur Instalasi Gawat Darurat (IGD), tujuh tempat tidur Unit Perawatan Intensif (ICU), dua tempat tidur isolasi, 43 tempat tidur rawat inap, dan tujuh tempat tidur psikiatri.
Selain itu, KKHI Madinah dilengkapi dengan laboratorium, apotek, poliklinik gigi, 11 unit ambulans, serta sarana pendukung seperti USG, EKG, dan Echocardiografi. Terdapat beberapa dokter spesialis yang melayani di KKHI Madinah, antara lain dokter spesialis anestesi, bedah, penanganan kegawatdaruratan, jantung dan pembuluh darah, penyakit dalam, paru-paru, saraf, ortopedi, dan jiwa.
“Seluruh pelayanan kesehatan ini merupakan upaya untuk mengurangi angka kematian jemaah haji Indonesia di Arab Saudi dan memastikan kelancaran pelaksanaan ibadah haji bagi jemaah asal Indonesia,” ujar Subhan.
“Kita semua berdoa semoga kesehatan jemaah haji Indonesia tetap terjaga selama berada di Saudi sehingga dapat menjalankan ibadah haji dengan baik. Amin,” tutupnya.
Data 16 Kloter yang akan tiba di Madinah pada 24 Mei 2023
- JKG 01, mendarat 06:20 WAS (Garuda Indonesia)
- SOC 01, mendarat 09:15 WAS (Garuda Indonesia)
- UPG 01, mendarat 10:20 WAS (Garuda Indonesia)
- BTJ 01, mendarat 11:20 WAS (Garuda Indonesia)
- KNO 01, mendarat 12:20 WAS (Garuda Indonesia)
- JKG 02, mendarat 13:20 WAS (Garuda Indonesia)
- BTH 01, mendarat 14:20 WAS (Saudia Airlines)
- SUB 01, mendarat 15:15 WAS (Saudia Airlines)
- SOC 02, mendarat 15:20 WAS (Garuda Indonesia)
- JKS 01, mendarat 16:25 WAS (Saudia Airlines)
- SUB 02, mendarat 17:15 WAS (Saudia Airlines)
- JKS 02, mendarat 18:25 WAS (Saudia Airlines)
- JKG 03, mendarat 18:35 WAS (Garuda Indonesia)
- SUB 03, mendarat 19:15 WAS (Saudia Airlines)
- SOC 03, mendarat 20:40 WAS (Garuda Indonesia)
- BTH 02, mendarat 23:55 WAS (Saudia Airlines)
(usm/hdl)