Kediri (pilar.id) – Ancaman lahar dingin dan potensi bencana lainnya menjadi perhatian serius di wilayah sekitar Gunung Kelud. Oleh karena itu, Satuan Pendidikan Aman Bencana (SPAB) digelar sebagai langkah preventif di daerah tersebut.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jawa Timur bersama dengan Sekber Relawan Penanggulangan Bencana (SRPB) Jawa Timur menginisiasi kegiatan SPAB yang bertujuan meningkatkan kesadaran bencana di SMAN 1 Puncu, Kabupaten Kediri.
SMAN 1 Puncu terletak di Desa Asmorobangun, Kecamatan Puncu, Kabupaten Kediri. Kehadiran sekolah ini di Kawasan Rawan Bencana (KRB) 2, dengan jarak sekitar 8 km dari puncak Gunung Kelud. Erupsi gunung dan lahar dingin yang berpotensi muncul sewaktu-waktu menjadi ancaman nyata di daerah ini.
Sukamto, Kepala SMAN 1 Puncu, menyatakan kegembiraannya atas penyelenggaraan SPAB di sekolahnya. Ia menjelaskan bahwa potensi bencana di daerah tersebut meliputi erupsi Gunung Kelud, lahar dingin, puting beliung, dan gempa bumi.
Kegiatan SPAB berlangsung selama dua hari, pada Kamis dan Jumat, 10-11 Agustus 2023. Sasaran utamanya adalah memberikan pengetahuan dan kesiapan menghadapi berbagai ancaman bencana kepada siswa dan seluruh anggota sekolah.
“Kami perlu fokus pada penanganan vegetasi di lereng Gunung Kelud sebagai salah satu tindakan mitigasi bencana yang penting,” tambah Stevanus Joko Sutrisno, Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Kediri.
Sriyono, Fungsional Penata Penanggulangan Bencana Ahli Madya BPBD Jatim, menjelaskan bahwa bencana tidak dapat diprediksi dengan pasti. Oleh karena itu, kesiapan siswa dalam menghadapi bencana harus ditingkatkan melalui pelatihan dan edukasi, terutama di daerah rawan bencana seperti sekitar Gunung Kelud.
Turut hadir dalam acara tersebut Edi Wiyono, Kabid Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Kabupaten Kediri, serta Ramli, Kepala Cabang Dinas Pendidikan Wilayah Kediri. Dengan program SPAB ini, diharapkan siswa dan masyarakat sekitar dapat lebih siap menghadapi potensi bencana dan mengurangi risiko yang mungkin terjadi. (ted/hdl)