Jakarta (pilar.id) – Di sejumlah daerah, peran perempuan ketika Pemilihan Umum masih cukup rentan. Perempuan, hanya dilihat sebagai lumbung suara yang bisa dengan mudah dimanfaatkan oleh tim sukses di akar rumput.
Hal tersebut juga terjadi di Kota Makassar. Untuk itu, Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Kota Makassar memberikan edukasi politik kepada para perempuan dengan menggandeng beberapa organisasi perempuan di kota tersebut.
Sebagai langkah awal, Bawaslu Makassar bersama sejumlah organisasi perempuan melakukan Dialog Publik Tematik “Peran Perempuan Menjelang Pemilu 2024”, yang diselenggarakan di Makassar, Sabtu (17/9/2022).
Ketua Bawaslu Makassar, Abdillah Mustari mengatakan, pelaksanaan pemilu di Kota Makassar berbeda dengan daerah lain di Sulsel. Salah satunya, terkait keterlibatan perempuan.
“Di Makassar ini, pada proses pemilu, perempuan menjadi kelompok rentan. Mereka banyak dimanfaatkan untuk mendapatkan suara. Bahkan tim-tim sukses di akar rumput itu banyak perempuan,” kata Abdillah.
Keterlibatan perempuan dalam pengawasan dianggap penting, mengingat kalangan perempuan kerap berperan sebagai objek ataupun subjek pelanggaran pemilu.
Adapun peserta yang hadir dari berbagai organisasi perempuan di antaranya, KPI Makassar, Komunitas Perempuan Anging Mammiri, ICJ, LBH APIK, FKMP, PC Fatayat NU, PC Nasyiatul Aisyiyah, PC IPPNU, SPRT, dan JADI Makassar.
Presidium Nasional Koalisi Perempuan Indonesia Ema Husain yang hadir sebagai narasumber pada dialog ini mengatakan, peran perempuan dalam pemilu sangat penting. Tidak hanya sekedar berperan memberi suara dengan memilih, tetapi membentuk proses demokrasi.
“Perempuan yang akan menentukan proses pembangunan dan demokrasi di negara kita. Bagaimana perempuan bisa berperan, tentu tidak hanya sekedar datang mencoblos, tapi ada proses yang dimulai dari awal,” ujarnya.
Proses yang dimaksud Ema, adalah mengawasi atau mentracking siapa-siapa kandidat yang akan dipilih, sekaligus mengawasi proses demokrasi berjalan dengan baik.
“Tapi, perempuan tidak bisa melakukan ini secara individu. Semua harus bergerak bersama,” kata dia.
Ema mengapresiasi giat Bawaslu Makassar, untuk mendesain model pendekatan proses demokrasi bagi perempuan melalui diskusi ini.
Dialog tematik ini diakhiri dengan deklarasi pembentukan Koalisi Perempuan Mewujudkan Pemilu Berintegritas yang difasilitasi Bawaslu Makassar.
“Kita memulai disini. Dan ini langkah awal yang kita dilakukan,” ujarnya. (fat)