Jakarta (pilar.id) – Dosen FISIP Universitas Surakarta (UNSA), Djoko Sutanto menilai, pengaruh Joko Widodo (Jokowi) terhadap kandidasi Pilpres 2024 terletak pada kesulitan yang akan dialami oleh para calon pengusung capres pada Pilpres 2024 untuk menemukan sosok seperti Jokowi. Paling tidak, mendekati gaya kepemimpinan yang selama ini diterapkan oleh Jokowi.
Kata dia, beberapa tokoh yang digadang maju dalam Pilpres 2024 sebenarnya sudah mencoba untuk meniru model Jokowi dalam merebut hati rakyat. Tetapi menurut pengamatannya, belum satupun yang bisa atau bahkan mendekati gayanya Jokowi dalam memperoleh simpati dan dukungan dari rakyat.
“Jadi dari pengamatan saya saat ini banyak tokoh yang digadang-gadang oleh partai politik atau memiliki keinginan pribadi untuk maju dalam pilpres 2024 sedang belajar gayanya Pak Jokowi untuk memperoleh simpati dan dukungan dari masyarakat,” kata Djoko melalui pesan singkat, Senin (7/2/2022).
Secara politis, lanjutnya, bisa saja solidnya relawan akan menjadi kekuatan untuk mendorong Jokowi tiga periode. Namun haknitu jika dilihat secara politis. Bila dipandang secara konstitusional, selama UUD 1945 tidak diamandemen untuk menambah masa jabatan presiden, maka dorongan tiga periode hanya menjadi sebuah angan-angan yang tidak pernah terealisasi.
Kalau ambisi tiga periode dipaksanakan, pastinya akan memunculkan konflik, bahkan mungkin juga akan menjadi bencana nasional. Tetapi, menurut Djoko, politik harus diperjuangkan, masalah berhasil atau tidak itu masalah lain.
Apalagi, secara organisatoris relawan Jokowi masih cukup solid, tetapi secara individual mungkin terdapat beberapa yang sudah mulai terkikis. Saat ini titah presiden masih didengar dan dilaksanakan, tetapi pada pilpres 2024 nanti tampaknya akan tergantung pada sosok atau figur yang didukung Jokowi jika dengan catatan Jokowi tidak maju untuk ketiga kalinya.
“Sebaiknya soliditas relawan Jokowi lebih difokuskan untuk mendukung Pak Jokowi menyelesaikan tugasnya sampai 2024, karena situasi dan kondisi saat ini merupakan masa-masa sulit bagi pimpinan negara termasuk Pak Jokowi selaku presiden,” tegasnya.
Kendati demikian, menurut dia, Jokowi sangat paham bahwa politik dan konstitusi harus sejalan. Artinya, kemauan politik jangan sampai melanggar konstitusi.
“Meskipun kekuatan dan kepatuhan relawan Jokowi memiliki pengaruh yang besar, kalau konstitusi tidak memperbolehkan jabatan presiden tiga periode, Djoko yakin Jokowi tidak akan memaksakan diri untuk memimpin satu periode lagi,” pungkasnya. (her/din)