Jakarta (pilar.id) – Sebaran kasus gagal ginjal akut di Indonesia terus mengalami perluasan. Bukan hanya mengalami penambahan jumlah kasus menjadi 304 kasus, sebaran gagal ginjal akut juga meluas ke 27 provinsi.
Sebelumnya, di pekan lalu, sebaran kasus gagal ginjal akut juga mengalami peningkatan dari awalnya 22 provinsi menjadi 26 provinsi. Di awal November 2022 ini, jumlah tersebut kembali bertambah.
Dari 27 provinsi yang terdeteksi memiliki kasus gagal ginjal akut tersebut, ada 10 provinsi yang menurut catatan dari Kementerian Kesehatan RI dinyatakan sebagai pernyumbang pasien terbanyak.
“10 besar provinsi yang terbanyak Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, ada datanya,” kata Juru bicara Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Mohammad Syahril, di Jakarta, Selasa (1/11/2022).
Adapun secara rinci, jumlah kasus di masing-masing daerah, antara lain Jakarta sebanyak 79 kasus, Jawa Barat 37 kasus, dan Aceh 31 kasus. Kemudian Jawa Timur 25 kasus, Sumatra Barat 22 kasus, Banten 17 kasus, Bali 16 kasus, dan Sulawesi Selatan 12 kasus.
Selanjutnya, Jambi sebanyak 8 kasus, Sumatra Utara 7 kasus. Berikutnya, DIY Yogyakarta, Nusa Tenggara Timur, dan Sumatera Selatan masing-masing sebanyak 6 kasus.
Lampung, Jawa Tengah, dan Bangka Belitung masing-masing 4 kasus. Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, dan Sulawesi Tenggara masing-masing 3 kasus. Kalimantan Tengah dan Kalimantan Utara masing-masing 2 kasus. Berikutnya, Kepulauan Riau, Bengkulu, Kalimantan Barat, Gorontalo, dan Sulawesi Utara masing-masing 1 kasus.
“Nah ini yang terbanyak itu dirawat itu di RSUP Cipto Mangunkusumo 10 orang, kemudian RSUP M Djamil Padang ada 7 orang,” kata Syahril.
Syahril menambahkan, pihaknya sudah mendistribusikan obat gangguan ginjal akut fomepizole sebanyak 146 vial kepada 17 rumah sakit di seluruh Indonesia. “Jadi sudah 146 kita distribusikan dan kita masih punya stok 100 vial lagi,” kata dia. (ach/fat)