Jakarta (pilar.id) – Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin mengatakan, total kasus gangguan ginjal akut sudah mencapai 245 per hari ini (24/10/2022). Dari jumlah tersebut, 141 anak diantaranya telah dinyatakan meninggal dunia.
Tak hanya jumlah penderita gagal ginjal akut progresif yang mengalami peningkatan. Daerah sebaran kasus gagal ginjal akut juga ikut bertambah dari 22 menjadi 26 provinsi di seluruh Indonesia.
“Delapan provinsi yang berkontribusi 80 persen kasus,” kata Budi, di Jakarta, Senin (24/10/2022).
Adapun ke-8 provinsi dengan tingkat kasus gangguan ginjal tertinggi, yaitu DKI Jakarta, Jawa Barat, Aceh, Jawa Timur. Kemudian ada Sumtara Barat, Bali, Banten, dan Sumatra Utara.
Untuk penderita gangguan ginjal akut yang meninggal, Budi menjelaskan, prosentasenya cukup tinggi. Dari total penderita 245, yang meninggal sebanyak 141 orang.
“Atau 57,6 persen,” kata Budi.
Budi mengatakan, jumlah kasus gangguan ginjal akut yang meninggal mulai naik sejak Agustus 2022. Sedangkan sebelum bulan tersebut angka kematian masih relatif kecil atau berada di bawah 5 orang.
“Tapi di bulan Agustus itu mulai naik ke 36, September naik lagi ke 78, Oktober sampai sekarang 114 Dan itu sebagian besar menyarang di bawah 5 tahun,” jelas Budi.
Pada Agustus 2022 lalu, lanjut Budi, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) telah melaluka review patologi. Pada saat itu, dugaan sementara gangguan ginjal akut dikarenakan virus bakteri atau parasit.
“Jadi balik lagi ya, kasus ini teridentifikasi kenaikan di bulan Agustus,” jelas Budi. (ach/fat)