Jakarta (pilar.id) – Bulan Kesehatan Gigi Nasional (BKGN) tahun 2022 mengambil tema Pulih Bersama dengan Senyum Sehat Indonesia, Bangkit Lebih Kuat, Bebas Gigi Berlubang pada acara yang diselenggarakan di Plaza Utara, Gelora Bung Karno, Jakarta, Senin (12/9/2022). Tema ini sesuai dengan kondisi pulih Indonesia dan global dari pandemi covid-19.
Rangkaian acara BKGN 2022 diantaranya pemeriksaan dan perawatan langsung gigi gratis di 28 Fakultas Kedokteran (FKG) dan Rumah Sakit Gigi dan Mulut (RSGM) dan 65 medik cabang di beberapa wilayah di Indonesia, memecahkan rekor muri dengan sikat gigi di lokasi terbanyak secara daring.
Yakni dengan sikat gigi pagi setelah makan, dan malam sebelum tidur bersama keluarga Indonesia, serta secara virtual dapat melakukan konsultasi kesehatan gigi dan mulut melalui layanan digital teledentistry.
Sementara itu, di tengah situasi pandemi, Ketua Asosiasi Rumah Sakit Gigi dan Mulut Pendidikan Indonesia (ARSGMPI) mengatakan seluruh Rumah Sakit Gigi dan Mulut Pendidikan yang terlibat turut memastikan rangkaian kegiatan BKGN 2022 akan dilakukan dengan mematuhi protokol kesehatan.
Mulai dari screening kesehatan yang ketat, menjamin kehigienisan semua perangkat pendukung, mencegah kerumunan, hingga memonitor jumlah pasien yang dapat dilayani.
“Prinsip kami keselamatan pasien dan dokter gigi sama-sama penting. Untuk tahun ini, ada perbedaan BKGN nanti, kami screening secara online, lalu minimal sudah vaksin dosis dua, nanti setelah di Rumah Sakit kami kami screening ulang, dan batasi waktunya untuk meminimalisir penumpukan,” ungkapnya.
Menurut data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2018, mayoritas masyarakat Indonesia 94,7 persen sudah memiliki perilaku menyikat gigi yang baik, namun dari presentase hanya 2,8 persen yang menyikat gigi di waktu yang benar, yaitu minimal setiap pagi setelah makan dan malam hari sebelum tidur.
Ketua Pengurus Besar Persatuan Dokter Gigi Indonesia (Ketua PB PDGI), Usman Sumantri mengatakan Beberapa risiko yang dapat timbul di balik kebiasaan buruk ini adalah masalah gigi berlubang, infeksi gusi, hingga rasa sakit yang sangat mengganggu kenyamanan dan produktivitas.
Bahkan di masa pandemi 60 persen dari masyarakat yang mengalami sakit gigi tetap menghindari berkunjung ke dokter gigi.
“Status kesehatan gigi secara nasional ataupun global di Indonesia rangkingnya masih kurang bagus, pada tingkat Asia saja masih kalah. Diperlukan tindakan segera untuk memulihkan kebiasaan masyarakat dalam menjaga kesehatan gigi dan mulut mereka,” jelas Usman saat konferensi pers, Senin (12/9/2022).
Dalam hal ini, kesadaran orang tua menjadi salah satu faktor penting dalam menjaga kesehatan gigi dan mulut anak-anak.
Pasangan Ananda Omesh dan Diah Ayu Lestari menerangkan perlunya edukasi pada anak tentang kesehatan gigi dengan melibatkan anak dalam memilih pasta gigi dan memberikan pemahaman tentang kesehatan gigi kepada anak melalui video kartun tentang kesehatan gigi.
“Sebagai orang tua,kami selalu memberikan contoh dan menjadikan menyikat gigi pagi dan malam hari sebagai kebiasaan yang menyenangkan. Namun, rutinitas berkonsultasi terkendala selama pandemi. Kami senang BKGN kembali hadir dan mengajak keluarga Indonesia untuk memanfaatkan kesempatan ini karena masalah gigi dan mulut kita akan langsung ditangani oleh dokter gigi” tandasnya. (riz/hdl)