Semarang (pilar.id) – Presiden Joko Widodo atau Jokowi menggelorakan semangat kemandirian ekonomi di hadapan ribuan kader Partai Amanat Nasional saat Rakornas PAN di Hotel Padma Semarang.
Kata Jokowi banyak negara yang tidak senang dengan Indonesia menjadi bangsa yang besar. Terutama dengan kekayaan alam yang melimpah.
Langkah Jokowi menjadikan Indonesia bangsa berdaulat ekonomi banyak tantangan terutama dijegal oleh negara-negara Eropa.
Hal itu saat Jokowi menginstruksikan untuk menghentikan atau stop kran ekspor Nikel pada tahun 2020.
Semua negara protes bahkan Uni Eropa langsung memperkarakan Indonesia pada peradilan tata niaga internasional. Hasilnya Indonesia kalah.
Presiden Joko Widodo atau Jokowi mengatakan Indonesia akan menjadi bangsa yang besar. Sumber daya alam di negara ini melimpah dan masih belum dikelola secara optimal.
“Makanya saya selalu tekankan, stop ekspor barang mentah. Alihkan jadi ekspor barang jadi atau setengah jadi. Meskipun resikonya kita dimusuhi banyak negara lain,” katanya.
Jokowi mencontohkan saat Indonesia menghentikan ekspor Nikel pada 2020. Keputusan itu digugat oleh Uni Eropa dan Indonesia kalah.
“Kita tidak boleh menyerah dan kembali ekspor bahan mentah, sampai kapan pun negara ini tidak akan jadi negara maju. Kita harus terus melawan. Kita ajukan banding atas keputusan itu,” tegasnya.
Keputusan penghentian ekspor bahan mentah akan terus dilanjutkan. Juni tahun ini, Jokowi mengatakan akan menghentikan ekspor Bauksit.
Juga secara bertahap, akan menghentikan ekspor bahan mentah timah, tembaga, emas dan lainnya.
“Kita pasti akan dimusuhi oleh banyak negara yang bergantung bahan mentah dari kita. Apapun resikonya, pemimpin Indonesia berikutnya harus berani dan tetap melanjutkan hilirisasi ini,” katanya.
Presiden Jokowi menghadiri undangan Rakornas PAN pada Minggu 26 Februari 2023. Rakornas PAN digelar hingga Senin 27 Februari 2023.
Rakornas PAN untuk memutuskan siapa bakal Capres dan Cawapres 2024 yang diusung partai berlambang matahari biru pada Pemilu 2024. (Aam)