Yogyakarta (pilar.id) – Kasus keracunan makanan yang disebabkan oleh jajanan ciki ngebul (Cibul) terjadi di Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).
Ciki ngebul diduga telah menyebabkan dua anak dari Kelurahan Tegaltirto, Kecamatan Berbah, Sleman mengalami keracunan makanan.
Dua anak yang keracunan makanan ciki ngebul tersebut masing-masing berusia lima dan tujuh tahun. Kedua anak yang keracunan ciki ngebul saat ini telah dilarikan ke Puskesmas Berbah.
Kedua anak tersebut diketahui mengalami gejala muntah berwarna kuning dan hijau, demam, dan pusing. Dari pemeriksaan yang dilakukan di Puskesmas Berbah, jumlah leukosit di kedua anak tersebut mencapai 14 ribu.
Balai Besar Pengawasan Obat dan Makanan (BBPOM) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) pun segera menindaklanjuti temuan kasus tersebut dengan melakukan pengawasan di sejumlah lokasi seperti sekolah, pasar malam, mal, dan pusat keramaian lainnya.
“Kami bersama Dinas Kesehatan Kabupaten Dan Kota, melakukan monitoring dan menyampaikan bahaya apa saja dari pengunaan liquid nitrogen (N2) pada makanan cepat saji,” ungkap Kepala BBPOM DIY, Trikoranti Mustikawati, Sabtu (14/1/2023).
Trikoranti menyebut, dari pantauan pihaknya hanya menemukan dua lokasi pedagang panganan ini dijajakan. Dua pedagang ini juga telah dilakukan pembinaan terkait bahaya yang ditimbulkan dari liquid N2 seperti rasa terbakar di tubuh anak saat mengonsumsi makanan berasap ini.
Selain itu, lanjutnya secara regulasi penggunaan liquid N2 diperuntukkan sebagai bahan penolong pengolahan pangan, bahan pembeku freezing agent atau pembekuan cepat saat penyiapan pangan seperti es krim.
“Di mana, pada produk akhir harus ada upaya untuk menghilangkan residu liquid N2,” tegasnya.
Pihaknya pun mengimbau para pedagang untuk tidak berjualan hingga kajian yang tengah digodok Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI dengan BPOM rampung dan regulasi terkait telah dirilis.
Sementara itu, Bupati Kabupaten Sleman, Kustini Sri Purnomo mendorong Dinas Kesehatan Sleman untuk menyosialisasikan juga bahaya liquid N2 di lingkungan sekolah, dan masyarakat sebagai langkah mewaspadai sejak dini efek liquid N2 tersebut.
“Kami juga meminta masyarakat untuk segera melapor ke Puskesmas terdekat kalau gejala-gejala ini tadi mulai dirasakan,” ungkapnya.
Selain itu, Kustini juga mengimbau para orang tua untuk selalu mengawasi dan memantau jajanan yang anak-anak beli. Di samping itu, fasilitas kesehatan (faskes) dan Puskesmas juga diminta untuk siaga apabila terdapat temuan kasus baru. (riz/fat)