Yogyakarta (pilar.id) – Dinas Kebudayaan (Kundha Kabudayan) DI Yogyakarta menggelar Festival Sendratari antar kabupaten dan kota se-DIY tahun 2022. event ini diikuti lima kontingen dari Kabupaten Gunungkidul, Kulon Progo, Sleman, Bantul, dan Kota Yogyakarta.
Tahun ini, festival mengusung tema ‘Ruwat Bumi’ dan diadakan di Concert Hall Taman Budaya Yogayakarta, Minggu (2/10/2022).
Gelaran Festival Sendratari ke-52 tahun ini, bertujuan untuk meningkatkan daya akses seni dan pertunjukan sendratari yang berkualitas, selain itu juga meningkatkan kualitas program dan kegiatan pembinaan sendratari, serta sebagai sarana penguatan fundamental identitas dari sendratari yang sudah ada.
Kepala Bidang Pemeliharaan dan Pengembangan Adat, Tradisi Lembaga Budaya dan Seni, Yuliana Eni Lestari Rahayu mengatakan, festival seni ini dilaksanakan secara terus menerus sebagai sebuah kompetisi yang telah melalui proses dan perkembangan baik bentuk sajian, pola garap, sumber dan tafsir cerita yang diharapkan mampu memberikan energi positif dalam berkarya.
“Festival juga merupakan ajang regenerasi setiap tahunnya yang silih berganti munculnya penata-penata tari berbakat, penata iringan, penari, perias busana yang berprestasi,” kata Yuliana.
Kegiatan ini, lanjutnya, telah diawali dengan workshop yang bersumber cerita Wayang Purwo pada 27 Juni 2022 lalu.
“Kami berharap setiap kontingen dapat mengeksplorasi ruwatan sebagai pijakan untuk mengungkapkan dramatik garap sendratari yang berpijak pada tari klasik gaya Yogyakarta,” tambahnya lagi.
Adapun kriteria penilaian antara lain meliputi harmoni yakni keutuhan dan keselarasan antar bagian dalam penyajian, dramatik struktur alur dan penggarapan, lakon kreatif dan inovatif orisinalitas dan kebaruan garap serta iringan.
Para kontingen menampilkan Lakon dengan durasi pentas 25-30 menit dan didukung oleh 35 pelaku seni.
Kelima kontingen menyajikan judul dengan maksud yang memiliki arti masing-masing. Tahun 2022 ini, Kabupaten Sleman menampilkan Lakon Gumarang, Kota Yogyakarta dengan Lakon Sudamala.
Sementara Kabupaten Gunungkidul mengambil Lakon Laku Jantra, Kabupaten Bantul dengan Lakon Mulatsih, dan kontingen Kabupaten Kulon Progo dengan Lakon Dusa Durga.
Perhelatan Festival Sendratari antar Kabupaten dan Kota ini memperebutkan penyaji terbaik dari 1-5 dengan masing-masing piagam.
Tahun ini Kabupaten Bantul mampu mempertahankan piala bergilir dengan Lakon Mulatsih yang disutradarai oleh Subekti Wiharto, skor 2.150 berhasil mendapatkan piagam Tropi Pangeran Suryobrongto dan pembinaan Rp 15 juta, serta piala bergilir Pangeran Tejo Kusumo, Kota Yogyakarta penyaji terbaik 2 dengan skor 2.050 mendapatkan piagam Tropi Sudarso Pringgobroto dan uang pembinaan Rp 14 juta.
Penyaji terbaik 3 Kabupaten Sleman dengan skor 1.900 mendapatkan Tropi KRT Sasmito Dipuro dan uang pembinaan Rp 13 juta, penyaji terbaik 4 Kabupaten Kulon Progo dengan skor 1.875 mendapatkan Tropi Kinayono dan uang pembinaan Rp 12 juta.
Kemudian Kabupaten Gunungkidul penyaji terbaik 5 dengan skor 1.800 mendapatkan piagam KRT Purbaningrat dan uang pembinaan Rp 11 juta. Selain itu juga, diberikan penghargaan sutradara terbaik, penata tari terbaik, penata iringan terbaik, serta pemeran utama terbaik.
Sementara itu, Kepala Dinas Kebudayaan (Kundha Kabudayan) DIY Dian Lakshmi Pratiwi berharap ajang ini semata-mata tidak untuk berkompetisi, namun juga menjadi bagian untuk saling bertemu, sehingga pada generasi ke depan akan lahir maestro-maestro baru di dalam bidang masing-masing khususnya tari. (riz/hdl)