Ngawi (pilar.id) – Calon presiden 2024 nomor urut 03, Ganjar Pranowo, menegaskan bahwa ekspor menjadi pilar utama untuk meningkatkan pendapatan negara. Dalam upaya mewujudkan hal tersebut, Ganjar berkomitmen untuk menggalakkan ekspor berbagai produk Indonesia ke pasar internasional dengan memanfaatkan peran duta besar dan memberikan insentif kepada pengusaha.
Pernyataan ini disampaikan oleh Ganjar ketika melakukan kunjungan ke pabrik alas kaki PT Dwi Prima Sentosa di Ngawi, Jawa Timur, pada Kamis (18/1/2024). Di lokasi tersebut, Ganjar disambut dengan antusias oleh ribuan karyawan pabrik.
Para karyawan, yang mayoritas merupakan perempuan, tampak sangat antusias menyambut kedatangan Ganjar. Mereka berdesakan untuk bersalaman dan berfoto bersama mantan Gubernur Jateng dua periode tersebut.
“Calon presidenku sangat ganteng. Mari kita foto dulu, Pak, selagi bos memberi izin untuk berhenti sebentar untuk foto bersama,” seru salah satu karyawan.
“Pokoknya tahun 2024 harus Pak Ganjar. Pak Ganjar satu-satunya, dukungannya besar,” seru yang lain.
Pemilik perusahaan memandu Ganjar berkeliling untuk melihat proses pembuatan berbagai produk alas kaki, mulai dari sepatu hingga sandal. Pemilik perusahaan juga menjelaskan bahwa sebagian besar produk mereka diekspor ke luar negeri.
“Ini sangat bagus, mereka fokus pada pembuatan alas kaki yang sebagian besar diekspor ke luar negeri. Meskipun sudah berjalan, pemerintah tetap perlu memberikan perhatian agar tingkat ekspor kita semakin meningkat,” ujar Ganjar.
Ganjar memiliki rencana untuk mendorong ekspor berbagai produk dalam negeri ke pasar global. Jika terpilih sebagai presiden, Ganjar akan memerintahkan para duta besar untuk berperan sebagai pemasar produk dalam negeri ke seluruh dunia.
“Para duta besar kita akan diarahkan untuk melakukan lobi dan berperan sebagai pemasar. Jika ada negara lain yang membutuhkan alas kaki, misalnya, kita dapat menghubungkannya dengan produsen dalam negeri seperti yang ada di sini,” jelasnya.
Selain itu, berbagai fasilitas dan insentif akan diberikan kepada perusahaan, termasuk insentif perpajakan, kemudahan perizinan, dan sebagainya.
“Insentif perpajakan sangat penting mengingat banyak negara memberikan nol pajak pada perusahaan yang melakukan ekspor. Contohnya di Vietnam, perusahaan yang melakukan ekspor ke luar negeri diberikan fasilitas nol pajak,” tambah Ganjar.
“Ada banyak fasilitas dan insentif yang dapat diberikan, termasuk kemudahan dalam perpajakan, tarif yang bersaing, dan model lainnya. Kita perlu mengadakan banyak dialog dengan para pengusaha untuk merumuskan hal ini,” pungkasnya. (rio/hdl)