Jakarta (pilar.id) – Provinsi DKI Jakarta menjadi penyumbang pasien tersebesar dalam kasus gagal ginjal akut progresif atipikal yang terjadi di Indonesia. Dalam rangka melakukan penanganan kasus gagal ginjal akut tersebut, DPRD DKI Jakarta menyetujui penggunaan anggaran belanja tak terdua (BTT).
Hal tersebut, disampaikan oleh Ketua Komisi E DPRD DKI Jakarta, Iman Satria. Menurutnya, anggaran BTT bisa digunakan oleh Pemprov DKI Jakarta untuk membeli obat atau peralatan kesehatan bagi pasien gangguan gagal ginjal akut.
“Kami beri dukungan kalau memang diperlukan untuk pembelian obat-obat ataupun alat-alat yang dibutuhkan. Kan kami sudah siapkan dana itu di BTT dan itu bisa kami pakai untuk melakukan penanganan kasus itu,” kata Iman di Jakarta, Selasa (25/10/2022).
Iman melanjutkan bahwa dalam kasus gagal ginjal akut di Jakarta, Pemprov DKI telah mempersiapkan diri yang bisa dilihat dari persiapan penanganan pasien yang dirawat di rumah sakit (RS), kemudian sosialisasi gangguan ginjal akut di fasilitas kesehatan serta berbagai kanal lainnya termasuk di car free day dan lokasi lainnya.
“Fasilitas kesehatan juga sudah diberikan arahan-arahan. Jadi, kalau nanti ada masyarakat yang sakit, DKI enggak panik lagi dan tahu cara pencegahannya,” ucap Iman.
Sebelumnya, Widyastuti juga mengatakan 49 persen dari 90 pasien gagal ginjal akut di Jakarta meninggal, yang terhitung sejak Januari 2022 sampai Oktober 2022.
“Saya sampaikan dari Januari dari 90 yang tercatat, 49 persen meninggal, kemudian sedang dirawat saat ini 26 orang anak, kemudian yang sembuh (survive) 15 anak,” ucap dia.
Persebaran kasus gagal ginjal akut ini, kata dia, tidak semua pasien berdomisili di DKI Jakarta, dengan rincian 56 persen persen berdomisili DKI, 20 persen di Jawa Barat, 12 persen di Banten, serta 15 persen lainnya di luar Jabodetabek. (fat)