Ponorogo (pilar.id) – Eduwisata Ndalem Kerto adalah tempat wisata alternatif yang menyuguhkan konsep healing sambil belajar. Kawasan wisata ini terletak di Desa Ngrupit, Kecamatan Jenangan, Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur.
Beberapa aktivitas edukasi yang bisa dinikmati di tempat ini adalah petik jambu kristal, outbond, menikmato wisata pedesaan yang alami, dan masih banyak lagi.
Ya, Eduwisata Ndalem Kerto memang memiliki perkebunan jambu kristal yang luas. Pengunjung dapat belajar cara menanam dan memetik jambu kristal.
Tempat ini juga dilengkapi wahana outbond yang dapat dinikmati oleh pengunjung, lengkap dengan kondisi alam dengan udara segar dan hamparan hijau di setiap sudut.
Eduwisata Ndalem Kerto memiliki rumah makan yang menyajikan berbagai produk kuliner, tempat parkir yang luas, dan fasilitas toilet yang bersih dan nyaman.
Alumnus Universitas Airlangga
Adalah Rohim Ariful, alumnus Fakultas Sains dan Teknologi (FST) Universitas Airlangga, penggagas utama dari Eduwisata Ndalem Kerto ini. Ia memiliki latar belakang bisnis keluarga dan mulai terlibat dalam usaha ini sejak tahun 2017.
Menurut Rohim, Eduwisata Ndalem Kerto menggabungkan edukasi, peternakan, dan alam untuk menciptakan pengalaman yang berbeda bagi para pengunjung.
Lokasinya berawal dari perkebunan jambu kristal milik keluarganya dan kini telah berkembang menjadi destinasi edukasi yang menawarkan berbagai kegiatan, termasuk wisata kelas mencangkok, memetik jambu kristal, merawat hewan ternak, memasak, menangkap ikan, dan menanam sayuran.
Dengan konsep sustainable tourism, Rohim ingin memberikan pengalaman unik kepada pengunjung, yang tidak hanya bisa belajar, tetapi juga merasakan keindahan alam dan berpartisipasi dalam kegiatan peternakan.
Saat ini, bisnis ini telah menarik perhatian masyarakat Ponorogo dan luar kota. Dengan sekitar 80 pengunjung per hari dan omset mencapai 15 juta per bulan saat musim liburan, Eduwisata Ndalem Kerto terus berkembang.
Selain itu, Rohim juga menjalin kerjasama dengan masyarakat lokal dan mahasiswa dari beberapa perguruan tinggi, seperti Universitas Trunojoyo Madura (UTM), IAIN Ponorogo, dan Universitas Muhammadiyah Ponorogo (UMPO). Beberapa mahasiswa terlibat dalam program magang dan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Eduwisata ini.
Rohim memiliki ambisi untuk mengembangkan Eduwisata Ndalem Kerto lebih lanjut dengan meningkatkan manajemen bisnis dan memperluas layanan yang ditawarkan, termasuk perluasan area wisata, peningkatan layanan penginapan, dan kerja sama dengan pihak lain.
Bagi Rohim, bisnis pariwisata adalah bisnis yang menantang, tetapi memiliki potensi besar jika menawarkan sesuatu yang unik.
Ia juga memberi pesan kepada mahasiswa Unair yang ingin menjajaki dunia bisnis di bidang pariwisata, yaitu untuk menguatkan komitmen dan memaksimalkan keterampilan yang dimiliki dalam merintis bisnis.
Dengan upaya kolaboratifnya, Rohim berharap Eduwisata Ndalem Kerto akan terus tumbuh dan menjadi destinasi unik di Ponorogo, memberikan manfaat kepada masyarakat lokal, dan memberikan pengalaman yang lebih baik kepada pengunjung. (mad/ted)