Surabaya (pilar.id) – Dalam menjaga kondisi ekonomi dan sosial, pemerientah tidak bisa berjalan sendiri. Dibutuhkan peran dan sinergitas bersama masyarakat, juga TNI dan Polri.
Pentingnya sinergitas dari berbagai pihak ini terlihat dengan jelas ketika Pandemi melanda Indonesia sejak 2020 lalu. Tanpa kerja-kerja dari TNI dan Polri dalam menangani Covid-19, kondusifitas Ekonomi dan Sosial tentu tidak akan bisa dicapai. Termasuk di wilayah Jawa Timur.
Itulah pesan yang disampaikan oleh Wakil Gubernur Jawa Timur, Emil Elestianto Dardak ketika hadir pada Rapat Pimpinan Kodam V Brawijaya di Lapangan Ahmad Yani Kodam V Brawijaya, Senin (14/3/2022). Turut hadir Pangdam V Brawijaya Nurcahyanto dan Kapolda Jawa Timur Nico Afinta
“Sukses untuk segenap pimpinan, mari bersama-sama menjaga kondusifitas ekonomi produktivitas sosial di tengah masyarakat Jawa Timur” Kata Wagub Emil
Pada kesempatan itu, Wagub Emil menjelaskan dalam upaya menjaga kondusifitas ekonomi dan sosial perlu dilakukan telaah dan analisi kondisi ekonomi yang ada. Oleh sebab itu, ia menilai penting bagi peserta Rapim Kodam V/Brawijaya untuk mengetahui keadaan perekonomian Jatim saat ini.
“Kami akan menyampaikan khusus mengenai kondisi perekonomian yang mungkin bisa menjadi referensi bagi bapak-bapak sekalian dalam menganalisa kondisi di lapangan,” ucap Wagub Emil.
Berdasarkan data yang diolah Bappeda Provinsi Jawa Timur kondisi perekonomian Jawa Timur sempat terkoreksi sebesar -2,33 persen akibat pandemi Covid-19. Namun, setelah penyebaran Covid-19 dapat dikendalikan, perekonomian Jawa Timur bisa kembali tumbuh di angka 3,57 persen di tahun 2021.
“Atas kerja keras bapak-bapak sekalian kami berterima kasih bahwa dengan terkendalinya Covid-19 pemulihan ekonomi kita menjadi lebih terfasilitasi” jelasnya.
Emil juga mengungkapkan bahwa pendapatan perkapita Jatim pada tahun 2021 meningkat menjadi 60,04 juta. Sehingga dapat diperoleh hitungan 240 juta per keluarga per tahun dengan asumsi 4 orang anggota tiap kekuarga. Namun pada kenyataannya masih belum dapat mencapai nilai tersebut.
“Artinya isu ketimpangan ekonomi ini juga menjadi tantangan yang besar bagi kita semua. Bagaimana kemudian kita memiliki perekonomian yang besar tetapi masih ada ketimpangan yang kita hadapi di tengah masyarakat,” imbuhnya.
Wagub Emil memaparkan salah satu tolok ukur yang dapat digunakan untuk melihat kesejahteraan ekonomi adalah dari tingkat pengangguran. Pada saat terjadi Covid-19 tepatnya tahun 2020, angka pengangguran sempat naik hampir 7 persen.
Jelang akhir tahun dengan kemampuan memulihkan kondisi Covid-19 terjadi akselerasi ekonomi dan tingkat pengangguran dapat diturunkan menjadi 5.84 persen. dan di 2021 menjadi 5.74 persen.
Seiring dengan pertumbuhan ekonomi yang terus meningkat tersebut, perlu juga diimbangi dengan peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM). Sehingga, terjadi keseimbangan antara pertumbuhan ekonomi, tantangan perubahan zaman dan kualitas SDM yang dimiliki.
“Kita mendorong agar tercipta SDM yang mumpuni, SDM yang memadai atau peningkatan mutu SDM. Harapan kita bahwa menciptakan lapangan kerja ini adalah dengan cara mendorong investasi tetapi juga menghasilkan sumber daya manusianya mumpuni,”harapnya.
Sebab, pada amanat Presiden RI melalui Perpres No. 80 Tahun 2019, Jawa Timur mendapat mandat untuk program strategis nasional. Dari amanat tersebut, meminta gubernur untuk menentukan prioritas mendorong pengembangan berbasis wilayah kawasan prioritas.
“Ada tiga kawasan superioritas yaitu Kawasan gerbangkertosusila, Kawasan Bromo-Tengger-Semeru, serta kawasan Selingkar Wilis dan Lintas Selatan,” pungkasnya. (fat)