Aceh (pilar.id) – Sebanyak 439.109 petani di Aceh menerima kartu digital tani yang disalurkan melalui PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI). Pembagian kartu tani digital tersebut dilakukan langsung oleh Menteri BUMN, Erick Thohir.
Kartu tani digital tersebut menjadi jaminan bagi petani untuk bisa mendapatkan pupuk bersubsidi sesuai dengan kebutuhan mereka. Sehingga, petani tidak akan lagi mengalami kekurangan pupuk subsidi.
Pemberian kartu tani digital ini juga menjadi langkah terobosan dari Kementerian BUMN untuk meningkatkan produktivitas hasil pertanian, sekaligus kesejahteraan petani.
“BSI bekerja sama dengan PT Pupuk Indonesia Holding Company (PIHC) meluncurkan Kartu Tani Digital agar tepat sasaran penyaluran pupuk subsidi, karena penyalurannya langsung bisa dicek. Kita memastikan petani di Aceh mendapatkan pendapatan dan hasil panen yang lebih baik,” kata Menteri BUMN Erick Thohir, di Aceh, Jumat (10/2/2023).
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam kunjungannya ke pabrik pupuk nitrogen, phospor, dan kalium (NPK) PT Pupuk Iskandar Muda (PIM) yang berlokasi di Kabupaten Aceh Utara, Provinsi Aceh menyampaikan, kebutuhan pupuk di Indonesia saat ini mencapai 13,5 juta ton. Namun, saat ini baru terpenuhi sekitar 3,5 juta ton.
“Dengan terobosan ini, pupuk bersubsidi siap didistribusikan kepada petani yang terdaftar dalam kelompok tani dan rencana kebutuhan kelompok tani,” kata Erick.
Pada kesempatan tersebut, BSI juga menyalurkan Kredit Usaha Rakyat (KUR) 2023 senilai Rp3 triliun. Secara keseluruhan, BSI menyediakan pembiayaan KUR sebesar Rp14 triliun yang dibagi kepada 38 provinsi di seluruh Indonesia.
Direktur Utama BSI Hery Gunardi mengatakan, dengan kartu digital tani, kini petani tidak lagi memerlukan kartu fisik dan tetap menjaga akuntabilitas transaksi dengan menggunakan aplikasi e-wallet kuota pupuk alokasi.
Adapun kota/kabupaten pertama yang menjadi penerima Kartu tani digital adalah Kabupaten Aceh Besar dengan jumlah petani sebanyak 38.767 orang. Melalui program ini pula petani diharapkan dapat meningkatkan hasil panen.
“Sehingga ke depannya semua terdata dan tidak ada lagi petani yang kesulitan mendapatkan pupuk bersubsidi, kelangkaan pupuk, atau harga pupuk mahal,” kata Hery.
Adapun pola transaksi kartu tani digital dibagi dalam 3 tahap yaitu pembukaan rekening, aktivasi rekening, dan penebusan pupuk. Pada tahap pembukaan rekening, BSI mengunduh data petani dari e-alokasi Kementerian Pertanian.
Lalu, berdasarkan data e-alokasi tersebut, BSI melakukan pembukaan rekening dan e-wallet petani secara kolektif. Data hasil Pembukaan Rekening akan disampaikan ke Kementerian Pertanian dan Aplikasi Rekan PIHC.
Untuk aktivasi rekening, petani datang ke kios pupuk yang telah terdaftar sebagai Agen BSI Smart. Selanjutnya, Agen BSI Smart akan melakukan verifikasi data petani. Setelah verifikasi berhasil, data petani akan langsung terhubung dengan aplikasi Rekan PIHC untuk melakukan penebusan pupuk bersubsidi.
Ditambahkan Hery, dengan penyaluran KUR BSI juga dapat lebih meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan masyarakat Aceh. Di Provinsi Aceh, Hery mengatakan, pihaknya memiliki catatan positif dalam penyaluran salah satu stimulus pemerintah di sektor UMKM tersebut.
Hingga Desember 2022, penyaluran KUR BSI Region I Aceh mencapai angka Rp2,79 triliun atau naik senilai Rp1,19 triliun secara tahunan. Angka penerima KUR pun meningkat dari 30.943 nasabah pada 2021 menjadi 39.872 nasabah pada akhir 2022 atau bertambah 8.929 nasabah.
“BSI sekarang sudah menjadi bagian tidak terpisahkan dari masyarakat Aceh. Bersama-sama kita harus bisa membawa Aceh keluar dari jerat kemiskinan dan memberikan angin segar bagi kemajuan provinsi ini,” kata Hery. (ach/fat)