Malang (pilar.id) – Ada banyak cara dalam mengembangkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) di Indonesia di bidang pendidikan yang menjadi bagian terpenting dalam majunya sebuah negara.
Hal itulah yang di lakukan oleh Fadillah Ahmad Nur, pemuda asal Sumbawa, Nusa Tenggara Barat (NTB) ini, mendirikan sebuah organisasi yang bergerak dalam dunia pendidikan, yang ia beri nama Sasamba Youth Education.
“Organisasi tersebut saya dirikan pada tahun 2017 yang awalnya 3 orang, sekarang menjadi 26 orang yang tersebar di 10 Kabupaten atau kota NTB,” jelasnya.
Atas kepeduliannya di bidang pendidikan itulah yang mengantarkan Adil, nama panggilannya berhasil meraih juara satu Pemuda Pelopor Pendidikan Indonesia yang diselenggarakan oleh Kementrian Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia (KEMENPORA RI) di tahun 2021. Acara tersebut diselenggarakan tiap tahun
“Di kompetisi pelopor pemuda ini terdiri 5 bidang, salah satunya di bidang pendidikan. Akhirnya saya coba ikuti, akhirnya lolos dan berhasil menjadi pemuda pelopor pendidikan tingkat nasional,” ucapnya.
Dirinya bercerita, jika terdapat beberapa tingkat seleksi yang harus dilewati sampai ke tingkat nasional. Tingkat pertama yaitu Kabupaten yang dilaksanakan bulan Juli, berlanjut tingkat Provinsi di bulan Agustus dan tingkat akhir menuju Nasional pada bulan Oktober
Dalam kompetisi ini, Adil mempersiapkan 3 inovasi di bidang pendidikan, yaitu organisasi pendidikan Sasambo Youth Education, media pembelajaran bernama Moci (Monopoli Circle) dalam pengenalan huruf Hijaiyah, serta memberikan ide atau gagasan aplikasi pendidikan Islam.
“Seleksinya, pertama harus membuat makalah, kemudian presentasi, lalu interview, serta pengecekan secara langsung oleh juri ke tempat peloporan yang usianya minimal satu tahun, sebagai syaratnya. Alhamdulillah ke tiga inovasi tersebut lolos ke tingkat nasional,” syukur mahasiswa semester 7 di Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) ini.
Memperoleh penghargaan menjadi Pemuda Pelopor Pendidikan, tak disangka oleh Adil. Pasalnya ia baru pertama kali mengikuti kompetisi tersebut dan menjadi salah satu peserta termuda. Ia pun bercerita, jika dirinya sempat di tuding curang oleh peserta saat di tingkat kabupaten
“Ada teman yang protes, saya dikirain curang. Saya disuruh presentasi ulang sama kepala dinasnya, ya sudah saya presentasi ulang dan alhamdulilah kepala dinas bilang ini gak ada masalah dan bagus. Jadi perjuangan ini kerasa dari awalnya,” kenang pria 23 tahun ini.
Adanya penghargaan ini, Adil berharap agar pemuda dapat langsung turun tangan dalam mengatasi permasalahan, bukan hanya menyalahkan pemerintah atau suatu lembaga. Namun langsung bergerak, agar jadi agent of change
“Jadi tak hanya berpangku tangan, melihat, mengeluh melihat keadaan. Tetapi, apa yang bisa kita lakukan, lakukan sesuai bidang yang kita geluti dan gemari,” pesan Adil. (jel)