Tuban (pilar.id) – Ganjar Pranowo, Calon Presiden nomor urut 3, memberikan tanggapan terhadap partisipasi aktif perguruan tinggi dalam dinamika demokrasi Indonesia. Pada sebuah acara Hajatan Rakyat di Lapangan Watu Gajah Semanding, Tuban, Jumat (2/2/2024), Ganjar menegaskan bahwa para intelektual sedang memberikan peringatan penting kepada seluruh masyarakat.
Dalam orasinya di hadapan puluhan ribu pendukungnya di bawah hujan deras, Ganjar menyampaikan bahwa demokrasi Indonesia menjadi sorotan dunia, dan para intelektual dari berbagai perguruan tinggi, seperti Universitas Gajah Mada (UGM), Universitas Islam Indonesia (UII), Universitas Indonesia (UI), dan kampus-kampus lainnya, aktif bersuara.
“Para intelektual ini memberikan peringatan agar kita tidak menggadaikan nilai demokrasi yang telah kita bangun dengan susah payah. Reformasi yang telah kita perjuangkan jangan sampai hilang begitu saja karena kepentingan-kepentingan sesaat,” ujar Ganjar.
Ganjar menyoroti kondisi demokrasi yang dianggapnya kurang baik, yang menjadi pemicu para intelektual untuk bersuara dan mengingatkan agar segera diperbaiki.
“Inilah para intelektual yang mengingatkan kita semua,” tambahnya.
Selain itu, Ganjar juga mencermati ketidakberesan dalam sistem pemilu saat ini, seperti adanya tekanan terhadap pendukungnya. Ia membagikan pengalamannya di Tuban, di mana kesulitan dalam menyelenggarakan acara kampanye terjadi karena berbagai kendala.
“Sudah seharusnya kita menyadari hal ini dan melawan jika ada tekanan, intervensi, dan lain sebagainya. Kita harus berani melawan karena pada dasarnya kita berkampanye untuk mengerahkan massa sesuai perintah undang-undang,” tegasnya.
Ganjar juga mencatat adanya “operasi tertutup” yang dilakukan untuk menutup akses kampanye terbuka. Meskipun menghadapi kendala, ia mengajak masyarakat untuk tetap melawan dan tidak membiarkan akses partisipasi politik terhambat.
“Dalam mengadakan acara kampanye terbuka, kita menghadapi kesulitan seperti sulitnya mencari bus. Namun, kita harus tahu bahwa operasi-operasi tertutup semacam ini sebenarnya adalah upaya mencegah kita mengerahkan massa. Tapi rakyat selalu memiliki cara untuk tetap bersuara,” tandas Ganjar Pranowo. (rio/hdl)