Gresik (pilar.id) – Sekelompok pegiat lingkungan yang tergabung dalam Ecological Observation and Wetland Conservations (Ecoton) melakukan kegiatan susur sungai, sebagai upaya pelestarian lingkungan dan menjaga kebersihan Kali Surabaya.
Tak hanya itu, kegiatan yang membawa tema selamatkan Sungai Brantas melalui giat Susur Sungai Surabaya 2022, tetapi juga sebagai wujud kampanye membebaskan sungai dari sampah dan berbagai jenis limbah industri dan rumah tangga.
Kegiatan susur sungai tersebut, melibatkan Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Brantas, Dinas Llingkungan Hidup Provinsi Jawa Timur, Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Gresik, Perum Jasa Tirta 1, dan Masyarakat Umum.
Susur Sungai yang dilakukan oleh Ecoton di Kali Surabaya ini, dilakukan selama 3 hari, yaitu dimulai pada Senin (29/08/2022) dari Wringinanom sampai Desa Bambe, Driyorejo, Gresik.
Lalu hari kedua, dimulai dari Bambe sampai di Gunungsari, Surabaya dan hari ketiga akan dimulai dari Mlirip Mojokerto sampai Wringinanom Gresik.
Seperti yang disampaikan Koordinator Kegiatan Susur Sungai Surabaya, Kholid Basyaiban dan juga merupakan manager divisi advokasi dan litigasi Ecoton, jika kegiatan ini merupakan bentuk kampanye kepada seluruh masyarakat, pelaku industri dan pemerintah untuk bersama-sama menjaga Kali Surabaya
“Apalagi kali Surabaya merupakan Das Brantas dari berbagai aktivitas sumber pencemaran, lalu Kali Surabaya juga dijadikan sebagai bahan utama baku air PDAM di Kota Surabaya, Gresik, dan Sidoarjo,” tegas Kholid.
Dalam rangkaian kegiatan tersebut, selain Susur Sungai dengan bersih-bersih, namun juga melakukan Brand Audit yang bertujuan untuk mengetahui produsen sampah plastik yang paling banyak memberikan kontribusi sampahnya.
Selain itu, berdasar penjelasan Nanda Pramudya sebagai peserta Susur Sungai dari Mahasiswa Prodi Sejarah Universitas Negeri Malang, jika Ecoton juga melakukan penanaman puluhan bibit pohon serta pemasangan papan himbauan larangan membuang sampah di sepanjang aliran Kali Surabaya.
“Sekitar 1 truk sampah yang didominasi plastik jenis sachet, berhasil kami kumpukan dari kegiatan clean up di timbulan sampah tepatnya di desa Cangkir, Kecamatan Driyorejo, Kab. Gresik,” sebut Nanda
Setelah melakukan susur sungai, hasil Brand Audit mengidentifikasi ada 3 perusahaan yang berkontribusi menyumbangkan sampahnya, diantaranya Wings 44 persen, Indofood 21 persen, Forisa 15 persen dan sisanya adalah produsen yang lain.
Atas penemuan tersebut, Rafika Aprilianti selaku manager riset dan kepala Lab Ecoton menyatakan jika sampah plastik yang dibuang ke sungai seperti sachet, tas kresek, botol plastik, styrofoam, dan bungkus plastik yang lainnya dapat terdegradasi menjadi partikel mikroplastik.
“Mikroplastik dapat mengancam kelangsungan makhluk hidup di Sungai bahkan mengkontaminasi tubuh manusia yang dampaknya mengganggu sistem hormonal hingga kanker, dari temuan brand audit sekitar 70 % jenis sampah plastik sachet,” ujarnya.
Adanya gerakan #AksiBrantas, menurut Alaika Rahmatullah selaku manager edukasi Ecoton mengajak semua orang baik pemerintah, masyarakat dan juga perusahaan untuk terlibat dalam pelestarian lingkungan khususnya sungai Brantas.
“Harapannya isu penyelamatan sungai khususnya sungai Brantas menjadi point penting yang digaungkan dan terus menjadi isu lingkungan yang penting untuk mendapat support dan dukungan dari pemerintah agar fungsi sungai sebagai sumber kehidupan dapat kembali seperti semula,” harap Alaika. (jel/hdl)