Surabaya (pilar.id) – Sebuah kapal tambangan yang beroperasi di aliran Sungai Brantas di Jalan Mastrip Kemlaten, Surabaya baru saja tenggelam pada Sabtu (25/3/2023).
Akibatnya, ada 13 orang yang turut tenggelam bersama dengan tenggelamnya kapal tamabangan tersebut.
Menanggapi kasus tenggelamnya kapal tambangan ini, Anggota DPRD Surabaya, Imam Syafi’i meminta Pemeintah Kota Surabaya segera realisasikan pembangunan jembatan yang menghubungkan Jalan Karangpilang dan Jambangan.
Apalagi, menurut Imam Syafi’i, ini bukan kasus pertama ada kapal tambangan yang beroperasi di Sungai Brantas tenggelam.
“Untuk kesekian kalinya terjadi insiden seperti ini sebelumnya. Untuk itu perlu segera dibangun jembatan dari Karang Pilang ke Jambangan. Sehingga pengendara bisa langsung terus ke Injoko dan Jalan Ahmad Yani,” kata Imam.
Selain menanggulangi terulangnya kasus kapal tambangan tenggelam, politisi Partai Nasdem ini juga menilai bahwa keberadaan jembatan baru juga akan membantu mengurangi kepadatan arus lalu lintas di jembatan rolak Karah.
Selama ini, warga di sekitar Karang Pilang harus memutar melewati Jembatan Rolak Karah Jika ingin ke arah Gayungsari. Begitu juga sebaliknya.
“Khusus untuk penarik perahu tambang, pemkot bisa memberi pekerjaan lain. Toh penghasilan mereka tidak seberapa. Jauh di bawah UMK,” terang anggota Komisi A DPRD Surabaya ini.
Pencarian Korban Dihentikan Sementara
Di sisi lain, pencarian 13 korban yang tenggelam akibat kecelakaan kapal tamabangan di aliran Sungai Brantas Jalan Mastrip, saat ini dihentikan untuk sementara.
Penghentian pencarian korban tersebut dilakukan karena hari sudah memasuki malam hari. Sehingga, jika pun diteruskan, proses pencarian tidak akan bisa maksimal.
Dimana, pencarian korban tersebut dilakukan oleh tim gabungan dari BPBD Kota Surabaya dan Basarnas.
“Kami hentikan sementara dan akan dilanjtukan besok. Pencarian kami hari ini terkenala arus yang semakin deras dan memang hari sudah gelap,” terang On Scene Commander (OSC) Basarnas Surabaya, Oktaviano.
Namun, pihaknya akan mendirikan pos dan menempatkan satu tim untuk berjaga di sekitar lokasi kejadian kapal tambangan tenggelam. Hal itu dilakukan agar ketika ada warga yang menemukan korban maka bisa melapor ke pos yang telah dibuat.
“Kami siapkan dan tinggal satu tim disini untuk berjaga mungkin nanti malam ditemukan,” imbuh Oktavianus.
Pencarian akan kembali dilakukan oleh petugas gabungan pada Minggu, (26/03/2023) pagi sekitar pukul 07.00 WIB.
Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Kota Surabaya Buyung Hidayat mengatakan, dari 13 orang yang tenggelam, ada satu yang hilang terbawa arus sungai yang deras.
“Jadi ada 8 yang sudah selamat ditepikan, ada 2 dibawa ke rumah sakit, 1 hilang, 2 petugas selamat, jadi total 13. Kendaraan lebih dari lima,” kata Buyung.
Penumpang yang hilang tersebut diduga berjenis kelamin perempuan dengan rentan usia 23 tahun berinisial D warga Kemlaten VIII.
“Ciri-cirinya mengenakan jaket merah, celana cream dan helm putih. Saat ini masih kami cari,” imbuh Buyung.
Sementara itu, Kanit Reskrim Polsek Karang Gogot Purwanto mengatakan, pihaknya belum mengetahui secara pasti jumlah penumpang. Namun, dia memperkirakan ada sekitar 15 orang menaiki perahu tambang tersebut.
“(Sekitar) 13 penumpang, (dan) dua petugas tambang, yang satu narik tali, yang satu narik uang,” kata Gogot. (fat)