Pontianak (pilar.id) – Sebanyak 28 orang putra dan putri terbaik dari seluruh kabupaten/kota di Kalimantan Barat menjadi Pasukan Pengibar Bendera Pusaka (Paskibraka) dengan didampingi Pasukan 45 yang terdiri dari prajurit TNI-POLRI, yang dipimpin Komandan Upacara, Ajun Komisaris Besar Polisi Doni Molino Manopo.
Bertugas membawa baki Bendera Merah Putih yakni Jennifer Connely, asal Kabupaten Sanggau dan yang bertugas mengibarkan Bendera Merah Putih adalah Muhammad Rifky Hidayat asal Kota Pontianak, Andhika Desnanda Zajepry asal Kota Singkawang, dan Dzaki Imam Prayogi asal Kabupaten Ketapang.
Usai menerima laporan dari Perwira Upacara, Gubernur Kalimantan Barat Sutarmidji yang bertindak sebagai Inspektur Upacara (Irup) Peringatan Detik-Detik Proklamasi Hari Kemerdekaan ke-77 Republik Indonesia, menuju mimbar, Rabu (17/8/2022).
Upacara yang berlangsung khidmat di Halaman Kantor Gubernur Kalimantan Barat tersebut dihadiri Wakil Gubernur Kalimantan Barat, Ria Norsan, Sekretaris Daerah Provinsi Kalimantan Barat, dr. Harisson, Jajaran Forkopimda Provinsi Kalimantan Barat, para Pejabat TNI/Polri, Kepala Perangkat Daerah di lingkungan Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat, Ketua TP PKK Prov Kal, Ketua Dharma Wanita Prov Kalbar, Legiun Veteran Republik Indonesia (LVRI), serta para tokoh Kalimantan Barat.
Acara dilanjutkan dengan mengheningkan cipta, Pembacaan Teks Pancasila oleh Inspektur Upacara, Pembacaan Teks Undang-Undang Dasar 1945 oleh Kadisdukcapil Provinsi Kalimantan Barat, Yohannes Budiman dan ditutup dengan Pembacaan Doa oleh Kepala Kanwil Kementerian Agama Provinsi Kalimantan Barat Syahrul Yadi.
Saat di wawancara usai menjadi Irup, Gubernur Kalbar mengungkapkan usia 77 tahun Republik Indonesia menjadi upaya bersama dalam mencapai generasi emas tahun 2045.
“Saya berharap 4 Pilar Kebangsaan harus terus diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari agar seluruh masyarakat di NKRI betul-betul bersatu, saling toleran, dan bahu-membahu, dalam membangun negara. Itu hal yang paling penting,” tuturnya.
Melanjutkan pernyataannya, Sutarmidji mengatakan Bangsa Indonesia harus memetik pelajaran dari negara-negara besar, seperti Rusia dan beberapa negara di Eropa Timur, yang tidak memiliki falsafah hidup bernegara, sehingga tercerai-berai karena tidak dapat mempertahankan persatuan dan kesatuan.
“Para pejuang atau pahlawan sudah membekali kita dengan falsafah hidup bernegara, yaitu Pancasila, Bhineka Tunggal Ika, NKRI, dan Undang-Undang Dasar 1945. Itu semua harus terus kita rawat di usia 77 Tahun Kemerdekaan Republik Indonesia. Kita harus semakin merawat dan merajut kebersamaan agar NKRI tetap jaya,” papar.
Terkait tema yang diangkat dalam HUT ke-77 RI “Pulih Lebih Cepat, Bangkit Lebih Kuat”, Gubernur menjelaskan tentang bagaimana Bangsa Indonesia bisa menghadapi pandemi COVID-19 dan bisa bangkit lebih cepat dikarenakan pertumbuhan ekonomi Indonesia sudah diatas 5%
Sedangkan makna “Bangkit Lebih Kuat” yaitu Bangsa Indonesia mampu menyiapkan persediaan pangan hingga swasembada sebagai komoditi untuk kehidupan seluruh Rakyat Indonesia.
“Walaupun terjadi invasi perang Rusia-Ukraina. Namun, saya yakin jika angka inflasi tidak tinggi, kita bisa bangkit lebih kuat,” tutup Bang Midji dengan optimis. (din)