Jambi (pilar.id) – PT Hutama Karya (Persero) telah memulai pekerjaan pada proyek pembangunan JTTS Bayung Lencir – Tempino seksi 3 yang akan menghubungkan Provinsi Jambi ke Palembang dan Lampung.
Kontrak proyek ini, dengan skema Kerja Sama Operasi (KSO) bersama PT Wijaya Karya (Persero), Tbk. dan PT Brantas Abipraya (Persero), telah ditandatangani pada 17 Mei 2023 dengan porsi masing-masing perusahaan, yakni Hutama Karya (60 persen), Wijaya Karya (25 persen), dan Brantas Abipraya (15 persen).
Executive Vice President (EVP) Sekretaris Perusahaan Hutama Karya, Tjahjo Purnomo, menyatakan bahwa proyek senilai Rp 2,76 Triliun ini direncanakan akan selesai pada akhir Juni 2024. Proyek ini mencakup berbagai pekerjaan penting, termasuk konstruksi jalan tol sepanjang 14,69 km, metode kerja pile slab sepanjang 0,615 km, overpass sepanjang 0,313 km, dan underpass sepanjang 93 meter.
“Proses pembebasan lahan di Proyek Pembangunan Jalan Tol Bayung Lencir – Tempino Seksi 3 ini berjalan cukup lancar, dan progres pembangunannya terus berlanjut. Hutama Karya berkomitmen untuk menyelesaikan proyek ini sesuai dengan target yang telah ditetapkan,” ujar Tjahjo.
Lebih lanjut, Tjahjo menjelaskan bahwa proyek ini akan menjadi Jalan Tol pertama di Provinsi Jambi yang menghubungkan daerah Jambi ke Palembang hingga Lampung. Proyek ini merupakan salah satu Proyek Strategis Nasional (PSN) yang mendapat dukungan dari masyarakat, pemerintah pusat, dan pemerintah daerah. Diharapkan proyek ini dapat selesai tepat waktu dan memberikan manfaat signifikan bagi masyarakat sekitar, terutama di Pulau Sumatera.
“Kehadiran jalan tol ini akan membuka konektivitas ke kawasan-kawasan produktif, seperti kawasan industri, pariwisata, bandara, dan pelabuhan, yang dapat mengurangi biaya logistik dan meningkatkan daya saing produk dalam negeri,” ujar Menteri PUPR Basuki Hadimuljono, seperti dilansir dari Media Republika pada (19/5/2023).
Proyek ini juga akan memanfaatkan teknologi modern, termasuk Electrical Density Gauge (EDG) untuk menguji kepadatan tanah, Building Information Modelling (BIM) untuk perencanaan yang lebih efisien, LiDar untuk pemetaan kontur tanah menggunakan pesawat UAV, dan Load Scanner untuk mengukur volume material yang dikirim dengan dump truck.
“Pembangunan Jalan Tol Bayung Lencir – Tempino Seksi 3 ini adalah bagian dari upaya besar pemerintah untuk meningkatkan infrastruktur transportasi di Indonesia. Jalan tol ini akan memangkas waktu perjalanan yang semula 4 hingga 5 jam menjadi hanya 1,5 jam,” tambah Tjahjo.
Meskipun terdapat beberapa tantangan di lapangan, seperti percepatan pembangunan yang memerlukan waktu lebih cepat dari yang direncanakan awalnya (20 bulan menjadi 14 bulan) dan desain penanganan tanah lunak di beberapa lokasi, Hutama Karya telah melakukan upaya review desain untuk mencari solusi yang lebih efisien. Selain itu, penetapan lokasi tambahan diperlukan untuk mengatasi kendala hak tanah yang belum memadai.
“Dengan semua tantangan yang dihadapi, ini tidak akan menghambat kami untuk menyelesaikan proyek ini sesuai waktu dan standar mutu yang tinggi. Kami berharap bahwa setelah proyek ini selesai, masyarakat dapat merasakan manfaat besar, termasuk peningkatan konektivitas antar daerah di Jambi ke Palembang dan Lampung, serta peluang baru di sektor pariwisata dan lapangan pekerjaan,” tutup Tjahjo Purnomo, EVP Sekretaris Perusahaan Hutama Karya. (usm/ted)