Jakarta (pilar.id) – Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin mengatakan, vaksinasi dan booster bisa mengurangi risiko kematian dan masuk rumah sakit.
Kasus di Indonesia saat ini lebih sedikit yakni sekitar 7 ribuan per hari daripada kasus di luar negeri seperti Jepang yang mencapai 300 ribuan per hari.
Budi mengatakan, mayoritas penyebab pasien covid-19 dengan kondisi berat di rumah sakit dan pasien yang meninggal karena tidak divaksin atau vaksinnya belum lengkap. Okeh sebab itu, peran vaksinasi menjadi penting.
“Kalau sudah divaksin atau booster, maka risiko seseorang tertular covid-19 turun jauh dibandingkan yang belum vaksin atau booster,” ucap Budi dalam keterangannya, Rahu (10/8/2022).
Lansia yang tertular covid-19 dan dirawat di rumah sakit memiliki risiko kematian 20 kali lebih tinggi daripada lansia di bawah usia 50 tahun. Kemudian yang paling banyak masuk rumah sakit dan meninggal adalah yang belum divaksin.
“Jadi pesan saya cuman satu, cepat-cepat divaksin dan booster, kalau tertular tidak apa-apa tapi Insya Allah tidak masuk rumah sakit dan mengurangi risiko kematian,” kata dia.
Dikatakan Budi, jangan sampai merasa aman hanya karena sudah vaksinasi dosis 1 dan dosis 2. Efikasi vaksin akan turun setelah 6 bulan karena itu perlu dilakukan vaksinasi booster.
“Kita lihat kemungkinan orang tertular covid-19 yang masuk rumah sakit setelah vaksin dosis 1 dan 2, serta booster jumlahnya kecil sekali. Oleh karena itu masyarakat diimbau divaksinasi dosis lengkap dan booster karena itu mengulangi risiko masuk rumah sakit atau risiko kematian,” tukasnya. (her/din)