Jakarta (pilar.id) – Dalam rangka memberikan dukungan terhadap industri kednaraan listrik dan peralihan energi fosil ke energi yang lebih ramah lingkungan, Kementerian Perindustrian memberikan bimbingan kepada sejumlah Industri Kecil Menengah (IKM) untuk turut memproduksi sepeda listrik.
Bimbingan teknis kepada para pelaku IKM tersebut, dilakukan oleh Kemenperin bekerja sama dengan salah satu pelaku industri di bidang sepeda listrik yakni PT Juara Bike yang memiliki produk sepeda listrik bermerek Selis. Bimbingan tersebut dilakukan di Provinsi Nusa Tenggara Barat.
Usai memberikan bimbingan teknis, Kemenperin dan para ahli di Selis melakukan seleksi kepada para pelaku IKM. Hasilnya, ada lima IKM yang mendapat kesempatan untuk membangun prototipe sepeda listrik mereka sendiri.
“Para perajin sepeda listrik yang meluncurkan prototipe telah mendapatkan pendampingan dari pemerintah dan produsen besar,” ujar Direktur Jenderal Industri Kecil Menengah dan Aneka (IKMA) Kemenperin Reni Yanita lewat keterangannya di Jakarta, Senin (31/10/2022).
Adapun IKM yang terpilih yaitu Le-Bui asal Kabupaten Lombok Barat, NgebUTS asal Kabupaten Sumbawa, Fi-Bike asal Kota Bima, Mori Taho asal Kabupaten Dompu, dan SMKN 3 Mataram asal Kota Mataram.
Reni juga menjelaskan bahwa pemberian bimbingan teknis dan kesempatan bagi pelaku IKM untuk membangun prototipe sepeda listrik mereka sendiri tersebut, merupakan kelanjutan dari dukungan Kemenperin kepada para IKM agar memiliki peran dalam pengembangan ekosistem kendaraan listrik.
“Kemenperin melakukan pembinaan dengan pendekatan strategi kemitraan dalam mendorong kerja sama bisnis antara IKM sepeda listrik NTB dengan industri besar sepeda. Untuk itu Kemenperin bersinergi dengan PT Juara Bike dalam memberikan pendampingan teknis bagi IKM alat angkut sepanjang Agustus-Oktober 2022,” paparnya.
Reni nyampaikan setelah mendapatkan pendampingan dari tenaga ahli industri besar, IKM sepeda listrik di NTB diharapkan mampu meningkatkan kompetensi teknis produksi, dan menyediakan layanan purna jual sehingga kepercayaan masyarakat akan produk kendaraan listrik dalam negeri dapat tumbuh.
“Kami berharap agar seluruh IKM terpilih dapat memanfaatkan kesempatan ini sebaik-baiknya, dan menjadikan kegiatan ini sebagai momen untuk menambah jejaring dengan pelaku IKM lainnya maupun dengan Pemerintah Provinsi NTB,” ungkapnya Reni.
Reni menilai kemampuan industri dalam negeri dalam membuat sepeda listrik tidak hanya dimiliki industri besar. Di Provinsi NTB, IKM sudah mampu memproduksi sepeda listrik, bahkan mendapat perhatian serius dari pemda setempat dalam mendukung pengembangan industri kendaraan listrik.
“Peluang penggunaan kendaraan listrik di NTB saat ini terbuka, mulai dari Pulau Gili Trawangan yang dikenal sebagai kawasan bebas kendaraan bermotor hingga keberadaan Sirkuit Mandalika yang merupakan daya tarik wisatawan lokal dan internasional. IKM punya peran penting dalam pengembangan ekosistem kendaraan listrik yang ramah lingkungan di NTB,” tutur Reni.
Ia berharap dengan bertumbuhnya ekosistem kendaraan listrik di NTB, baik sepeda listrik maupun motor listrik dapat menjadi fasilitas transportasi yang ramah lingkungan bagi para wisatawan yang datang ke daerah tersebut.
“Berkembangnya kendaraan listrik di NTB diharapkan dapat menarik minat wisatawan karena di masa depan NTB merupakan salah satu wilayah percontohan dalam ekosistem pengembangan kendaraan listrik,” ujar Reni. (fat)