Jakarta (pilar.id) – Koordinator Komite Pemilih Indonesia (Tepi), Jeirry Sumampow mengatakan, pemilihan presiden 2024 butuh penyegaran terkait calon kandidatnya. Sebab, publik merasa sudah jenuh dengan sejumlah nama yang muncul.
“Jadi nggak bergairah ya,” kata Jeirry kepada Pilar.id, di Jakarta, Kamis (15/9/2022).
Hampir semua tokoh, lanjut Jeirry, sudah pernah beredar namanya pada pemilu 2019 lalu. Hanya saja, mereka belum mendapatkan tempat karena tidak didukung oleh partainya.
Ia juga mengkritisi lembaga survey yang hanya menyajikan nama-nama itu saja. Sehingga, masyarakat terpaksa harus memilih sejumlah nama yang disodorkan oleh lembaga survey tersebut.
Di sisi lain, Jeirry mengapresiasi sebuah survey yang mampu meneropong tingkat kepercayaan publik terhadap 5 kandidat teratas dalam hal mengatasi persoalan bangsa. Berdasarkan survey Algoritma, hanya 50 persen yang percaya bahwa mereka mampu membuat terobosan tersebut.
“Kan ini juga menunjukkan kejenuhan publik tentang figur-figur ini. Cuma karena nggak ada pilihan lain, ya terpaksa mereka harus milih kalau ditanya lembaga-lembaga survey,” kata dia.
Partai politik, lanjut Jeirry, diharapkan dapat menghadirkan figur-figur alternatif. Meskipun, Jeirry melihat, hampir semua partai politik sudah mengunci kandidat pilihannya. “Kalau kami merasa perlu figur alternatif yang lebih bisa dipercaya publik untuk menyelesaikan persoalan kebangsaan,” kata dia. (ach/fat)