Semarang (pilar.id) – Kemacetan panjang akibat banjir masih terjadi di jalur Pantai Utara (Pantura) Sayung Demak hingga Senin 2 Januari 2023.
Banjir masih menggenangi sejumlah titik di jalur Pantura Demak, sejak hujan berintensitas tinggi di penghujung tahun 2022.
Kemacetan tak terelakkan hingga pagi ini dengan panjang beberapa kilometer, begitupun pada arah sebaliknya Pantura Semarang-Demak.
Aktivitas lalu-lintas yang umumnya didominasi pekerja dari Demak menuju Ibu Kota Jawa Tengah itu terganggu akibat banjir.
Foto-foto mengenai kondisi banjir di jalur Pantura Demak dibagikan warganet, dan dirangkum akun Instagram @demakhariini.
“Saya memutar lewat jalur Mranggen, menghindari jalur Pantura Demak,” kata seorang pengguna jalan yang memilih menghindari banjir.
Ya, banjir tahun ini cukup parah di Kabupaten Demak khususnya.
Banjir kali ini disebut yang terbesar sejak 30 tahun lalu yakni pada 1992.
Bedanya saat ini oleh sebab curah hujan dan perubahan iklim hingga penurunan tanah di wilayah pesisir Jawa.
Sementara pada 1992 merupakan banjir bandang akibat tanggul jebol di salah satu sungai di Kabupaten Demak.
“Ini paling besar sejak 1992. Desa Daon Lor, Kecamatan Karangtengah, Kabupaten Demak tidak pernah begini (sejak 1992),” kata salah seorang warga setempat Slamet.
Bebrapa faktor di lapangan, di antaranya buruknya drainase untuk proses mengalikan air ke sungai-sungai besar.
Seperti diketahui Kabupaten Demak dan Kota Semarang yang bertetanggaan mengalami banjir yang cukup dahsyat di penghujung tahun ini, hingga melumpuhkan jalur Pantura Demak.
Sekian banyak desa-desa di beberapa kecamatan di Demak di antaranya, Karangtengah, Bonang, dan lainnya terendam banjir.
Sementara wilayah Kota Semarang bawah sempat lumpuh akibat banjir besar.