Surabaya (pilar.id) – Berawal dari kebiasaan mendokumentasikan kegiatan dan membagikannya di Instagram, Kenasti Putri, akrab disapa Ken, makin populer jadi salah satu influencer Surabaya.
Pada pilar.id, kegemaran yang kini jadi pekerjan ini sudah dilakoni sejak duduk di bangku kuliah, sebelas tahun silam.
Saat itu, katanya, ia baru mengenal Instagram sebagai aplikasi edit foto. Seiring waktu, ibu rumah tangga ini mulai ngeh kalau ini salah satu platform sosial media. Karena itu, Ken mulai mengupload kegiatan hingga barang-barang yang disuka.
“Di tahun 2011 itu aku mulai rajin upload foto. Hingga di 2011 akhir banyak yang nawarin produk secara gratis sebagai bonus waktu aku beli produk mereka, misal aku beli dua tapi nanti dapetnya lima, nah tiga barang itu boleh di posting dan tag brandnya. Saat itu followers ku masih 2 ribuan dan belum dapat bayaran,” kenangnya.
Meski sempat dapat ejekan dari teman-teman kuliah gara-gara sering memotret sesuatu untuk konten, ia tetap tetap rajin mengupload foto. Di sisi lain, ia juga suka mengikuti aktivitas sejumlah komunitas demi memperluas relasi.
“Dulu sempat dituding followersku beli, norak, apa-apa difoto dan sebagainya. Tapi yang bully itu bukan temanku yang sering aku repotkan waktu foto atau buat video. Dulu juga sempat ikut komunitas, seperti Hijabers Surabaya sama komunitas influencer yang satu kota Surabaya hanya ada aku,” terangnya.
Namun sekarang, lanjut Ken, followers Instagramnya sudah tembus 112 ribu. Dan capaian ini, menurut dia, adalah buah dari langkah karirnya sejak usia 18 tahun.
Karena terus berkarya, memanfaatkan apa yang ada dalam dirinya. Seperti menggemari dunia fotografi, memiliki wajah photogenic, serta sejak taman kanak-kanak sudah terbiasa melenggang di catwalk dan photoshoot.
“Dengan adanya sosial media itu, aku bisa lebih ekspor diri aku, dimana kita bisa menentukan gaya sendiri, diproduseri kita sendiri, kita bisa menghitung keuangan kita sendiri, jadi aku rasa ini keluar dari zona nyaman dan itu juga passion aku,” ucap perempuan 30 tahun ini.
Walau begitu, menurutnya, influencer bukan hanya pekerjaan yang mudah mendapatkan uang. Namun menjadi influencer memiliki tanggungjawab besar, karena sudah dipercaya oleh suatu brand dan tak semua orang bisa melakukan hal itu.
“Makanya sampai sekarang aku tidak punya admin dan aku sendiri yang ngehandel, karena kita tidak tahu rejeki datang dari mana, misal brand ini tidak suka sama adminku, bisa saja dia menyampaikan ke brand lain untuk tak memakai jasaku, dan aku tidak mau itu terjadi,” katanya.
Hingga 12 tahun berjalan, Ken yang tadinya merupakan influencer lifestyle, namun kini menjadi influencer event ini, dilakukannya tanpa hambatan meski telah berumah tangga dan memiliki anak yang sudah mulai masuk Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD).
“Suami tak pernah melarang. Aku sama suami punya usaha wedding organization. Jadi kita gantian. Maka jadwal untuk event tidak bisa dadakan, jadi harus seminggu sebelum acara. Event juga tidak ada yang tujuh hari berturut-turut, jadi aku masih sempat mengurus anak tanpa pakai baby sitter,” ujar Ken yang saat ini menjabat sebagai Bendahara di Tidar (Tunas Indonesia Raya) Surabaya.
Di akhir wawancara, ia menyampaikan pesan kepada perempuan yang memiliki keinginan menjadi influencer.
“Sebenarnya menginfluence itu mudah, asal kita peka dan mau memperlihatkan potensi yang kita punya, contohnya yang jago masak, posting saja hasil masakan hari ini dengan kreatif, serta rajin upload, maka akan banyak netizen yang suka dengan konten kita,” tutupnya. (jel/hdl)