Padang (pilar.id) – Warga Sumatra Barat tentu tak bisa melupakan nama H. Nurli Zakir dan Hj. Asmaridha, pasangan suami istri yang mendirikan Masjid Nurzikrillah di Padang.
Mereka adalah pengusaha umroh dan haji yang juga dikenal sebagai tokoh masyarakat yang dikenal baik dan dermawan. Mereka juga membangun lokasi manasik haji di kawasan Lubuk Minturun, yang merupakan miniatur tanah suci Mekkah, sebagai sarana untuk mempersiapkan jamaah haji sebelum berangkat ke tanah suci.
Masjid Nurzikrillah berdiri di pojok kiri kawasan lokasi manasik haji, dengan arsitektur yang indah dan megah. Masjid ini digunakan oleh masyarakat untuk beribadah dan untuk manasik haji, karena di dalamnya dilengkapi dengan miniatur ka’bah.
Masjid ini juga menjadi tempat berdoa dan bermunajat bagi keluarga almarhum H. Nurli Zakir, yang meninggal dunia pada bulan Ramadhan tahun 2022. Pengusaha besar Kota Padang itu dimakamkan di Batu Loyo Gurun Laweh, Kecamatan Lubuk Begalung, Padang. Saat itu, ribuan orang datang untuk melayat dan berkirim doa.
Masjid Nurzikrillah dan lokasi manasik haji yang ia bangun merupakan wujud dari kecintaan mereka terhadap Islam dan umatnya. Mereka berharap dengan adanya fasilitas ini, masyarakat dapat lebih mudah dan nyaman dalam melaksanakan ibadah haji dan umroh, serta mendapatkan manfaat spiritual dan edukasi dari tempat ini.
Masjid ini memiliki beberapa keistimewaan yang menjadikannya berbeda dari masjid-masjid lain di daerah tersebut. Seperti gaya arsitektur Minangkabau, yang menggabungkan unsur-unsur tradisional dan modern.
Bentuk atap masjid menyerupai rumah gadang, yang merupakan rumah adat Minangkabau. Atap masjid juga dilengkapi dengan gonjong, yaitu ujung atap yang melengkung ke atas seperti tanduk kerbau. Selain itu, masjid ini juga menggunakan bahan-bahan lokal seperti kayu, batu, dan bambu untuk memperkuat struktur bangunan.
Masjid ini juga memiliki konsep ramah lingkungan, yang mencerminkan nilai-nilai Islam tentang menjaga keseimbangan alam. Menggunakan sistem pencahayaan dan ventilasi alami, sehingga mengurangi penggunaan listrik dan pendingin ruangan.
Masjid Nurzikrillah juga memiliki fasilitas pengolahan air hujan dan limbah, yang dapat dimanfaatkan untuk keperluan wudhu dan penyiraman tanaman. Selain itu, masjid ini juga menanam berbagai jenis tanaman di sekitar area masjid, yang memberikan nuansa hijau dan sejuk.
Sebagai rumah ibadah yang berdiri di tengah lingkungan masyarakat, masjid ini juga menjadi pusat kegiatan sosial dan pendidikan bagi masyarakat sekitar. Masjid ini menyediakan berbagai fasilitas seperti perpustakaan, ruang kelas, ruang pertemuan, dan taman bermain.
Pada saat tertentu Masjid Nurzikrillah juga mengadakan berbagai program seperti pengajian, kajian, bimbingan belajar, pelatihan keterampilan, bakti sosial, dan lain-lain. Masjid ini juga terbuka untuk umum, baik muslim maupun non-muslim, yang ingin mengenal lebih dekat tentang Islam dan budaya Minangkabau. (hdl/dari berbagai sumber)