Semarang (pilar.id) – Walikota Semarang Hevearita Gunaryanti Rahayu atau Mbak Ita meminta kecamatan di 2024 untuk fokus pada ketahanan pangan, inflasi dan stunting.
Kesuksesan tiga program tersebut bakal berujung pada suksesnya pembangunan pada pemberdayaan masyarakat masyarakat Kota Semarang.
Pemberdayaan masyarakat ini wajib diperhatikan tiap kecamatan dalam Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) Pemkot Semarang.
Pasalnya, Mbak Ita menyebut sesuai arahan Presiden RI bahwa pada 2023 kedepan bakal menghadapi krisis global seperti energi, pangan dan inflasi.
“Sesuai arahan bapak Presiden, pada 2023 hingga 2024 harus melakukan program upaya pengendalian inflasi, ketahanan pangan, pengentasan kemiskinan dan stunting. Keempat hal ini saling beririsan dan berkaitan,” kata Mbak Ita.
Karena itu, pihaknya meminta kepada kelurahan dan tokoh masyarakat untuk menjalankan program pemberdayaan masyarakat.
Meski demikian, Mbak Ita juga tak mengesampingkan program infrastruktur yang dinilai sudah berjalan dengan baik.
Dirinya meminta pembangunan infrastruktur lebih detail melihat keadaan wilayah dan dilakukan per cluster.
Dicontohkannya, untuk wilayah Semarang atas dengan kondisi dan potensi longsor maka harus lebih berfokus pada pengendalian penghijauan.
Sedangkan untuk irigasi atau jaringan pada wilayah Muktiharjo Kidul, Pedurungan dan Genuk.
Pada skala kota, lanjut Ita, selain berfokus pada empat arahan presiden juga pada infrastruktur pengendali banjir dan investasi.
Pada program pengendalian banjir, pada 2023 dan 2024 akan dilakukan di Kali Plumbon, Jembatan Beringin, tol tanggul laut dan sheet pile bersama Kementrian PUPR.
“Meski dilaksanakan oleh Kementrian PUPR, namun ada bagian-bagian yang tetap harus dilakukan oleh Pemerintah Kota Semarang seperti pembebasan lahan,” terang Ita.
Di hari yang sama, Mbak Ita membuka 3 kegiatan Musrenbang Kecamatan yakni di Kecamatan Banyumanik, Ngaliyan dan Gunungpati. (Aam)