Jakarta (pilar.id) – Hingga kini, nasib Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo di Pilpres 2024 belum jelas. Dirinya memiliki elektabilitas yang tinggi, namun belum tentu dicalonkan PDIP sebagai capres.
Direktur eksekutif Kajian Politik Nasional (KPN), Adib Miftahul menilai, dukungan kepada Ganjar datang dari kalangan eksternal PDIP. Sinyal dukungan ke Ganjar dari internal PDIP agak redup karena militansi dukungan PDIP mengalir deras ke Puan Maharani.
Selain itu, Adib melihat, saat ini Ganjar sedang main aman dengan taat kepada ketetapan Ketuam Umum PDIP Megawati Soekarnoputri dalam menentukan capres. Saat ini Ganjar sedang menunggu sinyal dari Megawati untuk memilihnya.
“Karena di Pemilu 2014 dan 2019 Megawati adalah negarawan dengan memunculkan Jokowi sebagai capres saat itu,” kata Adib, Senin (15/8/2022).
Sementara itu, menurut Adib, Nasdem yang memunculkan nama Ganjar sebagai salah satu capres yang akan diusung hanya gimmick-gimmick politik belaka. Itu tak lain karena nama Ganjar masih seksi di publik.
Kendati masuk bursa capres dari Nasdem, Adib menilai bahwa Ganjar kurang berani keluar dari PDIP. Padahal, sekarang Ganjar seolah-olah ramai di eksternal PDIP tapi teraniaya sejak lama di internal. Ganjar seringkali dibenturkan dengan Puan Maharani.
“Maka tidak berlebihan ada persepsi bahwa Ganjar seperti terkurung di kandang banteng,” tegasnya.
Salah satu elit PDIP yang menentang Ganjar adalah Ketua Badan Pemenangan Pemilu PDIP Bambang Wuryanto atau Bambang Pacul.
Baru-baru ini, ka menanggapi isu sinyal endorse Presiden Joko Widodo (Jokowi) kepada Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto. Bambang Pacul mengakui Jokowi memang lebih nyambung dengan Prabowo Subianto ketimbang dengan Ganjar.
Bambang Pacul mengaku mengenal Jokowi dengan baik meski terkadang tebakannya ada yang keliru. Pacul menyebut tebakannya soal Jokowi lebih banyak benarnya.
Lalu dia memberi pengibaratan gambaran kedekatan Jokowi dan Prabowo dengan gerakan menempelkan 10 jarinya. Gerakan pertama jari-jari Pacul hanya menempel di ujung kuku, gerakan kedua 10 jari Pacul menempel erat satu sama lain.
“Kalau dengan Ganjar ini itu susah disambung. Disambung perasaannya susah disambung. Ada karakter yang gampang nyambung, gampang nggak nyambung,” kata Pacul beberapa waktu yang lalu. (her/din)