Surabaya (pilar.id) – Naik ke lantai dua Pasar Surya Bratang Surabaya, penggemar barang antik seolah menemukan oase tersembunyi. Di sini puluhan lapak barang antik berkumpul, menawarkan keunikan konsep masing-masing.
Dari lukisan antik, sampai guci-guci dan keramik. Mulai mainan lawas sampai patung kuno. Bagi penggemar musik, banyak pilihan koleksi vynil piringan hitam lengkap dengan alat pemutarnya. Koleksi pita kaset dan tape beserta speaker lama pun banyak pilihannya.
Basuki Sektyo, yang lebih dari enam tahun sudah membuka lapak disini mengaku, Pasar Nostalgia ini memang terkesan sepi. Namun antara penjual dan pembelinya terhubung secara intens dan intim.
Kolektor sekaligus penjual piringan hitam lawas ini menegaskan bahwa pasar barang antik tak bisa diharapkan bakal ramai sepanjang hari selayaknya pasar kebutuhan pokok.
“Justru hal itu yang mebuat pasar antik tetap terjaga. Dan membuat harganya tak bisa terukur,” alasannya.
Dia mencontohkan, meski tiap hari ada pengunjung baru maupun pelanggan lama yang datang, tak selalu untuk bertransaksi. Bisa jadi hanya datang untuk membahas musik atau kesukaan yang lain.
Dan di pasar inilah ajangnya silaturahmi antar penghobi. Tak cuma musik seperti yang ada di tokonya. Tapi juga barang-barang antik lain yang ada di masing-masing lapak. Di situlah asiknya perburuan barang antik. (ton/hdl)