Wonogiri (pilar.id) – Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, telah mengambil langkah cepat dalam menangani dampak gempa Bantul dengan kekuatan 6,6 SR yang terjadi di Kabupaten Wonogiri. Ganjar telah mengerahkan sumber daya dan kemampuan yang ada guna mempercepat proses penanganan pascagempa.
Ganjar melakukan kunjungan ke Wonogiri untuk memeriksa sejumlah lokasi yang terkena dampak gempa. Dalam kunjungannya, ia didampingi oleh Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Dwi Korita, serta sejumlah pejabat terkait dari Pemerintah Provinsi Jawa Tengah. Mereka memeriksa kondisi SMKN 1 Pracimantoro, SMPN 1 Giriwoyo, serta berbagai tempat ibadah dan rumah-rumah warga yang terdampak gempa.
“Setelah saya mendapat laporan tentang gempa kemarin saat sedang dalam perjalanan (haji), saya segera meminta tim untuk turun ke lapangan, memeriksa kondisi masyarakat, dan mencatat kerusakan yang terjadi. Hari ini kami melakukan pengecekan di Wonogiri untuk melihat kondisinya,” kata Ganjar saat meninjau dampak gempa di SMKN 1 Pracimantoro, Wonogiri, pada Senin (3/7/2023).
Hasil pengecekan di lapangan menunjukkan bahwa beberapa bangunan mengalami kerusakan parah yang memerlukan perbaikan segera. Salah satu contohnya adalah SMKN 1 Pracimantoro, di mana 14 gedung dan 27 ruang kelas, praktikum, serta aula mengalami kerusakan akibat gempa. Kerusakan yang terjadi cukup serius, seperti terlepasnya genteng, runtuhnya plafon, retaknya tembok, dan lain sebagainya.
“Gedung sekolah menjadi prioritas karena sebentar lagi anak-anak akan masuk kelas. Namun, kami tidak hanya akan memperbaikinya, tetapi juga akan melakukan pemeriksaan menyeluruh oleh tim terkait kondisi bangunan setelah gempa, apakah masih kokoh dan aman atau tidak,” jelasnya.
Selama pengecekan dilakukan, ditemukan beberapa bagian bangunan yang retak dan berpotensi membahayakan. Ganjar juga menemukan adanya atap genteng berbahan beton yang rentan ambruk.
“Kami menemukan beberapa struktur yang belum kuat, sehingga kami meminta tim kami untuk melakukan pemeriksaan menyeluruh terkait keberlanjutan bangunan. Saya juga meminta agar perbaikan dilakukan segera, kami bergerak dengan cepat,” ungkapnya.
Selain di Wonogiri, Pemerintah Provinsi Jawa Tengah juga telah mengalokasikan anggaran untuk perbaikan dampak gempa Bantul di seluruh wilayah Jawa Tengah. Upaya perbaikan tidak hanya terbatas pada bangunan sekolah, tetapi juga meliputi tempat ibadah dan rumah-rumah warga.
“Kami juga akan melibatkan anggaran untuk perbaikan rumah ibadah, rumah warga, dan lainnya. Kami akan berkoordinasi dengan pemerintah daerah setempat untuk menentukan prioritas perbaikan. Selain anggaran negara, kami akan mengoptimalkan dana dari UPZ, CSR, dan sumber-sumber lainnya agar proses perbaikan dapat dilakukan lebih cepat. Jika masih kurang, kami akan berkoordinasi dengan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB),” tambahnya.
Sementara itu, Bambang, Wakil Kepala Sekolah SMKN 1 Pracimantoro, menyatakan bahwa terdapat 14 gedung dan 27 ruangan yang mengalami kerusakan akibat gempa. Mayoritas kerusakan terjadi pada atap dan dinding bangunan.
“Selain gedung, beberapa peralatan kami juga mengalami kerusakan. Beberapa unit komputer, LCD, AC, dan lainnya rusak. Kami berharap agar perbaikan dapat dilakukan segera karena sebentar lagi anak-anak akan memasuki tahun ajaran baru,” ujarnya. (hdl)