Jakarta (pilar.id) – Papua harusnya menjadi pusat perhatian dalam debat calon presiden (Capres) dan calon wakil presiden (Cawapres) yang akan berlangsung pada Minggu (7/1/24). Amiruddin al-Rahab, seorang pengamat Papua dan mantan Komisioner Komnas HAM, menekankan pentingnya fokus pada Papua, bukan hanya sebagai gimik politik, tetapi untuk mencari solusi nyata terhadap konflik berdarah yang terus berlangsung di wilayah tersebut.
Menurut Amiruddin al-Rahab, selama tahun 2023 saja, lebih dari 70 orang tewas dalam berbagai insiden di Papua. Hal ini menunjukkan eskalasi konflik yang serius dan memerlukan perhatian serius dari calon pemimpin negara. Dalam konteks debat Capres kali ini yang mengangkat topik keamanan, pertahanan, geopolitik, dan politik luar negeri, Amiruddin berharap agar Capres menyampaikan strategi konkret terkait Papua.
“Topik-topik debat ini sangat terkait dengan kondisi di Papua. Capres dan Cawapres harus menyampaikan strategi keamanan dan pertahanan yang jelas untuk menghentikan konflik berdarah di Papua,” ujar Amiruddin al-Rahab di Jakarta.
Dalam konteks geopolitik, yang kini semakin multipolar, Amiruddin al-Rahab menekankan perlunya diplomasi Indonesia yang nyata dan berkualitas di kawasan Pasifik. Dia menilai bahwa Papua, sebagai beranda terdepan di Pasifik, harus mendapatkan perhatian khusus dalam upaya menciptakan perdamaian.
“Diplomasi RI harus berdaya guna di Pasifik, bukan hanya sebagai alat permainan politik tanpa manfaat nyata bagi rakyat Papua. Selama sembilan tahun pemerintahan di bawah Presiden Jokowi, belum terlihat perubahan signifikan dalam menangani konflik di Papua. Saatnya menunjukkan strategi dan tindakan yang berbeda untuk membawa damai di Papua,” tegas Amiruddin al-Rahab.
Pengamat Papua ini berharap agar Capres dan Cawapres mampu menunjukkan komitmen serius dalam mencari solusi konkret yang dapat membawa perdamaian dan kesejahteraan bagi rakyat Papua. (usm/hdl)