Surabaya (pilar.id) – Awal Mei 2022, secara terbuka World Health Organization (WHO) atau Badan Kesehatan Dunia mengumumkan Kejadian Luar Biasa (KLB) pada kasus hepatitis akut yang menyerang anak-anak di Eropa, Amerika, dan Asia.
Sejak dipublikasikan sebagai KLB, jumlah laporan kasus hepatitis akut terus bertambah. Tercatat sekitar 170 kasus dilaporkan oleh 12 negara. Penyakit ini menyerang anak usia 1 bulan sampai 16 tahun.
Selama ini kita mengenal Hepatitis terbagi menjadi beberapa tipe, yaitu A, B, C, D dan E Lantas, apa perbedaan dari varian Hepatitis tersebut
Dilansir dari media kesehatan, Hepatitis sendiri merupakan sebuah penyakit yang menyebabkan peradangan pada hati. Hepatitis dapat terbagi menjadi dua kategori, yaitu Hepatitis Akut dan Hepatitis Kronis.
Perbedaan kategori Hepatitis diambil dari perbedaan waktunya terjangkitnya. Hepatitis yang terjadi kurang dari 6 bulan, disebut sebagai hepatitis akut. Sedangkan, hepatitis yang lebih dari 6 bulan disebut dengan hepatitis kronis.
Penyebab paling umum yang menyebabkan hepatitis yaitu virus. Namun, infeksi hati atau liver juga dapat terjadi karena zat beracun dan juga penyakit autoimun.
Virus yang menyebabkan hepatitis terbagi menjadi lima, yaitu A, B, C, D, dan E, maka Hepatitis dapat digolongkan menjadi lima, sesuai virus yang menjangkitnya.
1. Virus Hepatitis A (HAV)
Hepatitis yang berasal dari virus A dapat menjangkiti seseorang melalui makanan yang terkontaminasi oleh tinja pengidap hepatitis A.
Dalam kategorinya, hepatitis A masuk ke dalam hepatitis akut, karena sebagian besar pengidap hepatitis A akan sembuh dengan sendirinya dan tidak akan berkembang menjadi hepatitis yang kronis.
Salah satu, cara penularannya terjadi saat hubungan intim yang dapat menyebarkan HAV. Jika seseorang mengidap hepatitis A, pengidapnya dapat pulih dan kebal dari virus ini. Saat ini, sudah terdapat vaksin yang mampu mencegah terjadinya hepatitis A.
2. Virus Hepatitis B (HBV)
Hepatitis jenis ini ditularkan melalui kontak darah oleh seseorang yang telah terinfeksi. Biasanya terjadi melalui transfusi atau produk darah yang telah terkena virus, alat medis, jarum suntik, air mani, dan cairan tubuh lainnya.
HBV juga dapat menular pada bayi, dari ibu yang mengidap hepatitis B ketika persalinan. Hepatitis B termasuk jenis yang berbahaya atau kronis, karena dapat menyebabkan kematian.
Meski begitu, HBV dapat dicegah melalui vaksin yang sudah ada.
3. Virus Hepatitis C (HCV)
Hepatitis ini sebagian besar ditularkan, sama seperti pada Hepatitis B dan A yaitu dengan berhubungan intim. Hepatitis C awalnya terlihat ringan, tetapi lama-kelamaan akan berubah menjadi kronis.
Sejauh ini, belum ada vaksin yang dapat mencegah HCV dan masih dalam tahap penelitian.
4. Virus Hepatitis D (HDV)
Seseorang yang mengidap hepatitis D, terjadi bila seseorang tersebut juga mengidap HBV. Infeksi ganda pada HDV dan HBV dapat mengakibatkan penyakit yang lebih serius dibanding satu hepatitis.
Meski begitu, pemberian vaksin hepatitis B, secara otomatis dapat memberikan perlindungan dari HDV. Maka perlu adanya pemberian vaksin sejak awal pada pengidap Hepatitis B, agar tak berkembang menjadi HDV
5. Virus Hepatitis E (HEV)
Hepatitis jenis ini, umumnya disebarkan melalui konsumsi air atau makanan yang telah terkontaminasi.
HEV adalah penyebab umum dari wabah hepatitis yang terjadi di kebanyakan negara berkembang. Vaksin dari penyakit ini sedang dikembangkan. (jel/din)