Jakarta (pilar.id) – Masalah minyak goreng di Indonesia sepertinya belum juga usai. Kelangkaan dan tingginya harga masih terjadi di mana-mana. Hal itu lantas membuat Ketua DPR Puan Maharani geram. Dia bahkan memprediksi kelangkaan minyak goreng berkepanjangan bisa timbulkan kegaduhan
Pakar Komunikasi Politik, Lely Arrianie mengatakan, pernyataan Puan tersebut memiliki motif politik. Namun kali ini, motif politik yang dilakukan Puan yakni berpihak kepada rakyat. Puan menyuarakan suara rakyat soal langkanya minyak goreng di pasar-pasar.
Menurut dia, apa yang dinyatakan oleh putri dari Presiden kelima Megawati Soekarnoputri ini bukan sebuah pencitraan politik. Sebab, masalah kelangkaan dan lonjakan harga minyak goreng sudah sangat mendesak.
“Apakah ada motif politik, tentu saja. Karena dia menyuarakan suara rakyat. Kali ini dia tidak melakukan pencitraan. Masalah minyak goreng sudah sangat mendesak,” kata Lely kepada Pilar.id, Jumat (11/3/2022).
Sebagai Ketua DPR, langkah Puan turun ke rakyat sudah tepat. Seharusnya, kata Lely, bukan hanya Puan yang menyuarakan masalah minyak goreng, tetapi seluruh anggota DPR lainnya ikut berbicara, baik dari partai pemerintah maupun yang berasal dari partai non-pemerintah.
Kalaupun pernyataan Puan itu adalah sebuah pencitraan atau upaya untuk mengambil hati masyarakat, sepertinya bukan itu yang akan dilakukan. Menurut Lely, Puan akan langsung memberikan minyak goreng ke masyarakat. Tetapi, bukan itu yang dia upayakan.
“Bisa saja dia membawa minyak goreng satu truk dan dikasih ke rakyat, kalau memang dia mau melakukan pencitraan atau menarik suara rakyat. Tapi kan gak dilakuakan,” tegasnya.
Oleh sebab itu, Lely berpandangan, kali ini puan sedang melakukan fungsinya sebagai wakil rakyat. Kalau diam saja, justru tugas dan kewajiban Puan tidak berfungsi sebagai Ketua DPR. Siapapun yang berada di kursi Ketua DPR, dia harus berdiri di atas kepentingan rakyat. Sebab, rakyat yang memilihnya dan menjadiikan Puan perwakilan dari rakyat.
“Kalau perlu semua aspek yang menyebabkan kelangkaan minyak goreng, dia telisik. Karena setiap menteri yang mengatakan bahwa stok bahan pokok, termasuk minyak goreng mencukupi, itu lagu lama, sejak Orde Baru. Tapi fakta di lapangan itu stoknya kosong. Sepertinya ada spekulan yang menikmati dari kelangkaan minyak goreng ini,” tegasnya. (her/din)