Yogyakarta (pilar.id) – Rangkaian peribadahan di Klenteng Kwan Tee Kiong atau Poncowinatan pada tahun baru Imlek 2574 Kongzili akan berlangsung normal dan tidak ada pembatasan jumlah umat.
“Iya (tidak ada pembatasan) setelah dicabut status Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) oleh Pemerintah dan kasus Covid-19 di Yogyakarta yang juga rendah jadi tidak dibatasi,” ungkap salah seorang pengurus Klenteng Poncowinatan, Eka Putra, Rabu (18/1/2023).
Eka menambahkan, penggunaan masker juga tidak lagi menjadi keharusan. Masyarakat bebas melepas atau tetap menggunakan masker.
Pada pergantian tahun ini, pihaknya bersama para umat telah melakukan persiapan yang dilakukan sepekan sebelum Imlek, saat para Dewa menuju ke kahyangan baru yakni dengan membersihkan Klenteng.
“Seminggu sebelum Imlek, kami bersih-bersih. Saat itu para Dewa naik, dan nantinya akan kembali saat Cap Go Meh,” jelasnya.
Adapun rangkaian ibadah di Klenteng Poncowinatan ini, diawali proses doa yang dapat dilakukan di kediaman masing-masing umat pada 20 Januari 2023. Pasalnya, Klenteng tidak menyelenggarakan doa bersama.
“Kemudian, malam pergantian tahun pada 21 Januari 2023 dimana pergantian dari tahun Macan Air ke Kelinci Air biasanya ramai. Dan paginya, 22 Januari 2023 doa syukur,” tambahnya.
Sebagai informasi, Klenteng Poncowinatan merupakan tempat beribadah tertua di DI Yogyakarta bagi tiga kepercayaan yakni Buddha, Taoisme, dan Konghucu.
“Klenteng ini dibangun tahun 1881, saat itu di sahkan Sri Sultan Hamengku Buwono (HB) VII,” paparnya. (riz/din)