Jakarta (pilar.id) – Pertamina Holding kini memperkuat sinergi antara Subholding Gas, PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN), dan PT Patra Jasa guna mempercepat pencapaian target pembangunan 633.930 Sambungan Rumah Jaringan Gas Kota (Jargas) pada tahun 2024.
Langkah penguatan kerjasama PGN-Patra Jasa diwujudkan melalui penandatanganan Nota Kesepahaman (MoU) oleh Direktur Sales dan Operasi PGN, Ratih Esti Prihatini, dan Direktur Properti PT Patra Jasa, Whisnu Bahriansyah. Penandatanganan ini berlangsung di Graha Pertamina pada Jumat, 5 Januari 2024, dan disaksikan langsung oleh Direktur Logistik & Infrastruktur PT Pertamina (Persero), Alfian Nasution, serta SVP Infrastructure Integration & Optimization, Agus Harsoyo.
Alfian Nasution, Direktur Logistik & Infrastruktur PT Pertamina (Persero), menjelaskan bahwa Proyek Jargas merupakan Proyek Strategis Nasional (PSN) sesuai PerPres No. 18 Tahun 2020 tentang RPJMN 2020-2024. Ia menyatakan bahwa hingga saat ini, progres konstruksi Jargas Mandiri baru mencapai sekitar 290.400 SR, dengan kendala utama terkait keekonomian dan perijinan.
“Dengan MoU ini, diharapkan menjadi salah satu milestone kerjasama antara PGN dan Patra Jasa, memberikan manfaat bagi keduanya, dan juga Pertamina secara keseluruhan,” ujar Alfian.
Alfian menambahkan bahwa Proyek Jargas Jabodetabek menjadi proyek prioritas yang dimonitor oleh Kementerian BUMN, dan di Jabodetabek, Pertamina menargetkan adanya skema kerja sama dengan pengembang. Ia juga menyoroti peran Direktorat Logistik & Infrastruktur dari Holding sebagai integrator, melihat potensi sinergi antar Subholding dan Anak Perusahaan untuk mendukung pencapaian Jargas.
Kerjasama tersebut mencakup sektor perkantoran, hotel, dan ruko yang dimiliki oleh Patra Jasa dengan potensi pemakaian gas mencapai 15.000 M3 per bulan. Patra Jasa sendiri memiliki jaringan perhotelan di berbagai kota besar di Indonesia.
Alfian berharap bahwa MoU ini akan menjadi binding agreement paling lambat pada triwulan I 2024, sehingga proyek pembangunan Jargas di aset-aset Patra Jasa dapat segera dimulai.
Fadjar Djoko Santoso, Vice President Corporate Communication Pertamina, menyampaikan bahwa pengembangan Jargas merupakan upaya Pertamina untuk menekan emisi, sejalan dengan target Pemerintah mencapai Net Zero Emission (NZE) 2060. Ia menekankan bahwa gas bumi masih memiliki potensi sebagai sumber energi yang lebih ramah lingkungan.
“Pertamina, sebagai pemimpin di bidang transisi energi, berkomitmen mendukung target Net Zero Emission 2060 dengan mendorong program-program yang berdampak pada pencapaian Sustainable Development Goals (SDG’s),” ungkap Fadjar.
Semua langkah tersebut sejalan dengan penerapan Environmental, Social & Governance (ESG) di seluruh lini bisnis dan operasi Pertamina. (usm/ted)