Pekanbaru (pilar.id) – Masif dan agresif. Itulah rencana kerja yang ingin dilakukan oleh PT Pertamina Hulu Rokan (PHR) di tahun 2023 kali ini.
Menggunakan metode kerja masif dan agresif tersebut, PT Pertamina Hulu Rokan (PHR) berupaya untuk melakukan reaktivasi 500 sumur tidak aktif atau idle yang ada di sejumlah lapangan.
Reaktivasi sumur idle hingga 500 lubang ini, dilakukan oleh PT Pertamina Huklu Rokan (PHR) demi bisa mendongkrak produksi minyak bumi di Provinsi Riau.
Reaktivasi sumur idle yang dilakukan oleh Pertamina Hulu Rokan (PHR) tersebut juga dalam rangka memenuhi target dari Satuan Kerja Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) sebanyak 1.086 sumur idle secara nasional pada tahun 2023.
Dari reaktivasi 1.086 sumur idle tersebut, SKK Migas memperkirakan akan mendapat tambahan produksi minyak sebanyak 38.000 bph.
“Di tahun 2022 lalu, PHR juga telah mereaktivasi 200 sumur idle. Kegiatan ini terus ditingkatkan dan ditambah lagi dengan strategi aliansi untuk mendukung produksi minyak nasional,” terang Edwil Suzandi, EVP Upstream Business PHR.
Sepanjang Januari 2023, PHR pun telah memulai program reaktivasi sumur idle. Total ada 18 sumur idle dengan kategori Sumatera Light Oil (SLO) dan enam sumur heavy oil (HO).
Reaktivasi dilakukan setelah melalui serangkaian survei guna mengetahui seberapa besar cadangan minyak yang masih tersisa pada sumur-sumur potensial.
“Kami benar-benar mengkaji dengan seksama, agar reaktivasi ekonomis secara perhitungan dan juga kaedah-kaedah yang ada di Pertamina,” lanjut Edwil.
Guna mendorong akselerasi reaktivasi ratusan sumur idle ini, PHR turut menggandeng sejumlah mitra perusahaan yang memiliki teknologi mumpuni di bidang jasa komplesi dan well intervention.
Kolaborasi ini diharapkan mampu mendongkrak produksi minyak WK Rokan yang merupakan salah satu tulang kontributor besar kepada Negara.
Dalam berkolaborasi, PHR senantiasa mengingatkan mitra kerja agar mengutamakan aspek keselamatan, keamanan dan kesehatan serta lingkungan dalam kegiatan operasional sehari-hari.
“Mitra kerja yang melakukan kegiatan reaktivasi harus peduli dan menjalankan tugas sesuai dengan kebijakan Health Safety Environment (HSE) dan prosedur yang dimiliki WK Rokan.” (fat)