Ciamis (pilar.id) – Sebanyak 7.107 keluarga yang terdampak oleh kekeringan di Kabupaten Ciamis, Provinsi Jawa Barat, telah menerima bantuan air bersih, Minggu (17/9/2023).
Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Ciamis, Memet Hikmat, mengonfirmasi bahwa sebanyak 315.000 liter air bersih telah didistribusikan kepada keluarga-keluarga tersebut.
Keluarga ini terdiri dari 20.960 orang yang tinggal di daerah-daerah yang terdampak kekeringan.
Musim kemarau tahun ini telah menyebabkan kekeringan dan kekurangan pasokan air bersih di sejumlah desa di 15 dari total 27 kecamatan di Kabupaten Ciamis. Pemerintah daerah telah mengirim bantuan air bersih untuk membantu warga yang tinggal di daerah terdampak ini.
Penyaluran bantuan air bersih dilakukan melalui empat truk tangki dari BPBD, satu truk tangki dari PMI, satu truk tangki dari BAZNAS, dan dua truk tangki dari Balai Besar Wilayah Sungai 2.
Memet mengungkapkan bahwa kekeringan dan kesulitan air bersih kembali terjadi di bagian wilayah Kabupaten Ciamis setelah tiga tahun terakhir mengalami musim kemarau basah yang tidak mengalami kekeringan.
Saat ini, cuaca di Kabupaten Ciamis masih cerah berawan. Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Jabar memprediksi bahwa hujan dengan intensitas ringan baru akan turun pada akhir Oktober-November 2023.
Ini berarti bahwa wilayah ini masih harus mengatasi kekeringan untuk beberapa waktu ke depan. Cuaca musim kemarau tahun ini berbeda dengan dua tahun sebelumnya, dan BMKG mencatat bahwa potensi penurunan curah hujan cukup tinggi.
Rakhmat dari BMKG Stasiun Jabar menjelaskan bahwa setelah hujan turun, krisis air bersih di wilayah tersebut kemungkinan akan berangsur berkurang.
Namun, hujan pertama diperkirakan akan dimulai di daerah Pantura Jabar pada akhir Oktober-November. Sebelum itu, puncak kemarau akan terjadi pada bulan Agustus. (usm/ted)