Semarang (pilar.id) – Kisah seorang guru yang digaji Rp 800 ribu perbulang dengan satire takut bila gajinya naik, begini kisahnya.
Ramai di media sebuah video yang menyampaikan satire kalau mendapat gaji banyak sebagai guru menjadi PPPK atau ASN.
Video tersebut diunggah oleh akun Instagram @melexmedia Ahad atau Minggu 30 April 2023, menurut guru tersebut jangan-jangan memang pantas dengan kualitasnya saat ini memang pantas digaji Rp 200 ribu.
“Gaji guru barusan cair Rp 800 ribu sebulan. Bukan jumlahnya yang buat saya sedih, justru keinginan saya untuk dapat gaji yang banyak yang buat saya sedih. Saya takut sekali saat saya justru jadi guru PPPK atau ASN atau sertifikasi tidak dibarengi dengan kualitas dan cara mengajar yang berubah. Gajinya sudah berubah tapi saya takut diri saya yang tidak berubah, cara mengajarnya, metodenya, pemahamannya tidak berubah itu yang palng saya takutkan, dan terkadang yang membuat saya menangis,” ujar guru laki-laki tersebut.
Di sisi lain, dia lebih ingin mengedepankan kesadaran diri ketimbang kalkulasi.
“Mungkin kita bilang, ‘ya nanti saya berubah saat gaji saya sudah nggak Rp 800 ribu, nanti kalau saya sudah sertifikasi saya akan belajar bla bla bla!’ berapa banyak orang yang sudah janji seperti itu tapi gagal menerapkannya karena memang pada dasarnya terkadang kita lebih sibuk untuk kalkulasi ketimbang mencoba untuk sadar diri. Itu problem guru di Indonesia saya rasa,” ujar dia.
Dirinya memberi gambaran tidak ingin terjebak dalam pola pikir yang semacam itu.
“Itu sebabnya saya selalu berusaha sadar diri. Jangan-jangan saya memang pantas digaji Rp 800 ribu dengan kualitas saya, dengan pemahaman saya, dengan cara mengajar saya, jangan-jangan ya saya memang pantas digaji sekian,” katanya.
Unggahan ini mendapat beragam respon dari masyarakat pengguna media sosial pada kolom komentar,
“Ini lagi satire sama yang pengen gajinya naik tapi kualitas mengajarnya tidak ikut naik,” tulis @wisnue***.
“Sebaiknya guru diberi gaji cukup tapi ditingkatkan lagi kualifikasinya, jadi banyak orang bersaing menjadi guru,” tulis @bang***.
“Guru harus mengikuti perkembangan zaman, perkembangan teknologi, dan perkembangan manusia yang ada, tetapi didukung dengan fasilitas dari pemerintah @nadiemmakarim,” tulis fahrul***. (daz)