Jakarta (pilar.id) – Di tengah penyebaran wabah penyakit mulut dan kuku (PMK), Provinsi Nusa Tenggara Timur justru memiliki suplai hewan ternak berlebih. Terutama hewan ternak jenis sapi.
Bahkan, sejak Februari lalu, Provinsi NTT telah mengirimkan puluhan ribu ekor sapi ke beberapa daerah di Indonesia untuk keperluan Idul Adha 1443 Hijriah. Menurut catatan dari Dinas Peternakan Nusa Tenggara Timur, sudah ada sebanyak 28.826 ekor sapi sudah dikirimkan.
“Terhitung sejak Februari hingga Mei sudah 28.826 ekor sapi yang dikirim ke pulau Jawa, Kalimantan dan Sulawesi,” kata Kepala Bidang Agribisnis dan Kelembagaan Peternakan Dinas Peternakan NTT Edy Djuma di Kupang, Senin (4/7/2022).
Ia mengatakan bahwa saat ini memang permintaan akan kebutuhan ternak dari NTT khususnya sapi untuk kurban sangatlah tinggi, karena adanya penyakit mulut dan kuku (PMK) di sejumlah daerah di Indonesia.
Edy mengatakan bahwa secara umum NTT menargetkan pada tahun 2022 ini jumlah sapi yang dikirim ke luar NTT mencapai 63.554 ekor.
“Sampai dengan Mei tahun ini kuota yang tersisa mencapai kurang lebih 34.728 ekor sapi,” tambah dia.
Pihaknya menargetkan tahun ini semua kuota dari target pengiriman itu bisa terpenuhi sehingga pada tahun depan jumlahnya bisa naik kembali.
Ia menyebutkan bahwa kabupaten yang paling banyak menyumbang sapi itu berasal dari Kabupaten Kupang dengan jumlah pengiriman mencapai 18.500 ekor.
Kemudian disusul oleh kabupaten Timor Tengah Utara (TTU) dengan jumlah sapi yang dikirim mencapai 2.650 ekor dan ketiga adalah kabupaten Malaka dengan jumlah pengiriman mencapai 2.450 ekor.
Ia pun yakin bahwa jumlah pengiriman sapi itu akan terus bertambah di tengah wabah PMK itu, karena NTT sendiri diuntungkan akibat tak ada PMK.
Pihaknya akan berusaha agar PMK tidak sampai masuk ke wilayah NTT sehingga sampai wabah itu berakhir NTT tetap nol kasus PMK. (fat)