Surabaya (pilar.id) – Suroboyo… Wani! Wani! Wani! Yel-yel itu menggema menutup sebuah sesi latihan olahraga tradisional di lapangan Kecamatan Mulyorejo, Kota Surabaya.
Waktu sudah memasuki Magrib. Sesaat tadi, sepanjang 2 jam sebelumnya, tim olahraga tradisional Surabaya menjalani latihan ketat, karena kebetulan akan mewakili Jawa Timur untuk Festival Olahraga Rekreasi Nasional (FORNAS) di Sumatera Selatan, Juli mendatang.
Mereka adalah atlet-atlet terpilih untuk pertandingan gobak sodor, egrang, balap bakiak, serta dagongan. Berbagi lapangan dengan atlet-atlet dari Sekolah Sepak Bola Putra Mulyorejo, mereka menggunakan arena bersama. Menyandingkan olahraga rekreasi dengan olahraga prestasi.
Meski berjuluk olahraga tradisional, persiapan mereka tak kalah dengan olahraga prestasi pada umumnya. Diawali dari berlari memutari lapangan, diikuti zigzag dan melompati kerucut-kerucut pembatas untuk melatih kelincahan.
Sesi latihan berlanjut saat atlet-atlet berlari melintasi petak-petak arena gobak sodor, sama gesit dengan yang menjaga garis. Sementara atlet egrang estafet beradu cepat melesat dari atas papan tongkat bambunya.
Di sudut lain satu regu balap bakiak sedang konsentrasi mengatur stategi agar tetap kompak melaju dengan terompah panjang yang berisi lima pasang kaki.
Tak kalah menguras keringat, di sisi lapangan yang lain, tim dagongan nampak seru saat beradu kekuatan mendorong sebilah pipa panjang.
Untuk persiapan FORNAS mereka memang digembleng dengan latihan setiap hari, berbeda dengan latihan rutin biasa yang seminggu tiga kali.
“Masyarakat yang mau bergabung menjadi atlet olahraga tradisional ini bisa langsung datang dan daftar di lapangan,” ujar Enny Mariana, salah satu pelatih. “Tanpa syarat apapun, hanya membawa semangat!” tegasnya.
Semangat itu juga yang nampak dari latihan kali ini. Semangat yang menggambarkan tujuan satu-satunya ketika para atlet ini bertanding, yaitu untuk menang! (ton/hdl)